Merawat Generasi
jpnn.com - SETIAP zaman sudah pasti memiliknya ceritanya sendiri. Pengalaman dan rekam jejak kita di masa lalu sudah pasti berbeda dengan generasi muda hari ini. Ya, perbedaan cerita itu karena aktor dan latarnya yang juga memang berbeda.
Kita yang lahir 40 atau 50 tahun silam dengan anak yang dilahirkan saat ini merasakan aroma zaman yang berbeda. Dari hal sederhana seperti mainan yang dulu biasa mewarnai masa-masa kanak-kanak kita, berbeda jauh dengan mainan anak-anak saat ini.
Sekarang hampir semuanya melibatkan peran tekhnologi. Bahkan, metode dan fasilitas belajar yang tersedia di beberapa sekolah saat ini amat sangat jauh berbeda dengan saat kita duduk di bangku sekolah dulu. Sesuatu yang sebelumnya tidak pernah kita bayangkan.
Anak-anak hari ini memang dipaksa untuk melek dengan hal-hal yang berhubungan dengan kemajuan dan kecanggihan tehknologi. Jika tidak, ketertinggalan adalah konsekwensi logis yang akan kita alami.
Meski zaman selalu menyuguhkan cerita dan sesuatu yang berbeda, tapi harus kita sadari bahwa nilai yang diusung masih tetap sama. Dan akan selalu seragam. Yaitu nilai keagamaan.
Nilai keagamaan akan selamanya menjadi pakaian zaman yang menjadi tameng untuk setiap generasi. Secanggih apapun permainan anak-anak saat ini toh pada akhirnya orang tua akan selalu menerapkan nilai yang sama, yaitu saat waktunya sekolah dan beribadah semua mainan harus ditinggalkan.
Pun demikian dengan secanggih apapun metode dan fasilitas yang tersedia di dunia pendidikan kita hari ini orientasinya pun tetap sama. Yaitu, melahirkan generasi terbaik yang akan membawa manfaat untuk dirinya, orang tua, agama, dan bangsa ini.
Orientasi itu masih utuh hingga kini. Sedikitpun tidak mengalami degradasi. Inilah yang terus dipertahankan dan diperjuangan oleh nilai keagamaan yang kita miliki.
SETIAP zaman sudah pasti memiliknya ceritanya sendiri. Pengalaman dan rekam jejak kita di masa lalu sudah pasti berbeda dengan generasi muda hari
- Darurat Penyelamatan Polri: Respons Terhadap Urgensi Pengembalian Reputasi Negara Akibat Kasus Pemerasan DWP 2024
- Mengenang Thomas Stanford Raffles, Perintis Resident Court Dalam Sistem Juri di Hindia Belanda
- Menolak Lupa!: Pentingnya Pilkada Langsung Dalam Kehidupan Demokrasi Bangsa Indonesia
- Mengkaji Wacana Wadah Tunggal KPK Dalam Pemberantasan Korupsi
- Quo Vadis Putusan MK Soal Kewenangan KPK Dalam Kasus Korupsi TNI: Babak Baru Keterbukaan & Kredibilitas Bidang Militer
- Menelusuri Jejak Pelanggaran Etika Bisnis: Pinjaman Online Ilegal