Merawat Karakter Anak di Panti Asuhan
Oleh: Yuni Azizah – Mahasiswa Pascasarjana Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
jpnn.com - Saat pengajian bulanan yang kami rangkaikan dengan santunan Anak Yatim di kompleks perumahan kami di Depok minggu lalu, saya berkenalan dengan anak yatim binaan baru di sebuah Panti Asuhan.
Anak kelas 3 SD itu baru bergabung sebagai yatim binaan sekadar untuk memastikan tetap dapat bersekolah dan ikut ngaji setiap bulannya.
Sosok laki-laki kecil yang kelihatan cukup cerdas. Saya mengajukan beberapa pertanyaan terkait aktivitas sekolah dan kesehariannya di Panti Asuhan.
Anak itu bernama Ali. Dia menuturkan aktivitas apa saja yang dilakukannya setiap hari di Panti Asuhan yang memiliki anak-anak binaan sekitar 30 orang itu.
Mulai dari bangun pagi, salat subuh, olahraga, sarapan pagi, bersekolah hingga pada malam harinya ketika mereka diwajibkan sudah tidur malam paling telat pukul 21.30 WIB.
Mendengar cerita anak yatim piatu ini menggugah perasaan kita bahwa sesungguhnya hidup teratur dan terkontrol bagi anak itu tanpa menegasikan pentingnya peran keluarga utuh ternyata bisa juga dilakukan di lembaga semacam Panti Asuhan ini.
Meski kita pahami bahwa kehidupan mereka yang tanpa orang tua kandung atau saudara kandung kelihatannya sangat sulit untuk diatur sesuai aturan yang telah ditentukan oleh pihak pengelola Panti Asuhan.
Anak-anak sebagai insan yang meneruskan kehidupan di dunia, tentunya menjadi aspek penting dalam mempertahankan kehidupan bermasyarakat.
Mayoritas anak-anak di Panti Asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) masih memiliki orang tua atau keluarga.
- Pemerintah Tidak Membatasi Akses Medsos, Tetapi Mengerem Anak Punya Akun
- Puan Berharap KTT Soal Anak di Vatikan Lahirkan Aksi Nyata Demi Generasi Mendatang
- Megawati Minta Semua Negara Menjaga Masa Depan Anak di Forum Internasional
- Monster Itu Bernama Gadget
- Perankan Sosok Janda, Titi Kamal Harus Menyendiri Demi Mendalami Karakter
- Memperingati Isra Mikraj, Polres Siak Berbagi Kebahagiaan Kepada Anak Yatim