Merawat Karakter Anak di Panti Asuhan

Oleh: Yuni Azizah – Mahasiswa Pascasarjana Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Merawat Karakter Anak di Panti Asuhan
Anak-anak di Panti Asuhan. Ilustrasi. Foto: Pixabay.com

Oleh karenanya, penting untuk menciptakan kehidupan yang layak bagi anak-anak, yang dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhannya baik secara fisik maupun mental.

Namun, terdapat anak-anak kurang beruntung yang tidak dapat menjalani kehidupan yang layak dikarenakan kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi.

Mereka yang kehilangan orang tuanya atau keluarganya mengalami masalah ekonomi, atau anak-anak yang memiliki disabilitas yang menghalangi mereka untuk mengeluarkan potensi terbaik mereka.

Oleh karenanya, muncul lah sebuah lembaga yang berfungsi layaknya keluarga bagi anak-anak kurang beruntung ini untuk bernanung dan mendapatkan kebutuhannya.

Panti Asuhan merupakan lembaga yang memiliki tujuan untuk menjadi "support system" bagi anak-anak terlantar dengan memberikan layanan untuk memenuhi kebutuhan mereka baik secara fisik maupun mental.

Di Indonesia sendiri, panti sosial sebagai sarana untuk memberikan layanan bagi anak-anak terlantar telah diamanatkan dalam konstitusi negara, yaitu UUD 1945 Pasal 34. Amanat konstitusi ini telah diwujudkan pula dengan produk-produk hukum turunannya.

Namun, Panti Asuhan tidak hanya menjadi rumah dan tempat berlindung bagi anak-anak yang tidak memiliki atau kehilangan orangtuanya, tetapi juga menjadi tumpuan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan keluarga yang bermasalah.

Selain mendapat pengasuhan alternatif di panti asuhan, mereka juga mengenyam pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Mayoritas anak-anak di Panti Asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) masih memiliki orang tua atau keluarga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News