Merayakan Jumat Agung, Hari Wafat Yesus Kristus, di Jalanan London
Ada Layar Raksasa, 14 Adegan Jalan Salib Hampir Nyata
Minggu, 24 April 2011 – 08:08 WIB

Merayakan Jumat Agung, Hari Wafat Yesus Kristus, di Jalanan London
Jumat Agung, 22 April, peringatan wafat Yesus Kristus, dirayakan dengan berbagai warna oleh warga London, Inggris. Gereja-gereja menggelar sejumlah acara, mulai kebaktian hingga prosesi mencium salib. Banyak pula yang turun ke jalan, mengabarkan kisah Injil itu dengan warna tersendiri. ------------------------------ ------------ ------------------------------ ------------
DOAN WIDHIANDONO, London
Baca Juga:
RASANYA, Trafalgar Square, alun-alun besar di London, memang tidak pernah sepi. Lapangan milik Kerajaan Inggris yang dibangun pada 1820 itu selalu full. Warga biasanya menjadikan lapangan tersebut sebagai lokasi kegiatan. Acara apa pun. Mulai pesta jalanan, perayaan hari spesial, peringatan tahun baru, hingga berbagai aksi protes.
Tidak ada acara pun, Trafalgar Square tetap penuh turis. Mereka mendatangi Galeri Nasional yang berada di sisi utara lapangan. Sebagian besar pengunjung sekadar berfoto-foto di bawah Nelson"s Column, tugu setinggi 51,59 meter yang berada di tengah-tengah lapangan. Tugu yang dijaga empat patung singa besar itu dibangun untuk menghormati Laksamana Nelson yang gugur setelah memimpin Inggris menang besar dalam Perang Trafalgar, dekat Spanyol, melawan Prancis dan Spanyol pada 1805.
Jumat Agung, 22 April, peringatan wafat Yesus Kristus, dirayakan dengan berbagai warna oleh warga London, Inggris. Gereja-gereja menggelar sejumlah
BERITA TERKAIT
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri