Mercedes-Benz Lebih Selektif dalam Menerima Bahan Baku Baterai
jpnn.com, JAKARTA - MERCEDEZ-Benz yang merupakan perusahaan otomotif asal Jerman kini lebih selektif dalam menerima bahan baku baterai mobil listriknya dan mungkin akan menghentikan pasokan dari negara-negara berisiko.
Selama ini, negara asal yang dipandang berisiko tinggi sengaja tidak dikecualikan sebagai sumber pasokan.
Pendekatan yang diambil di sini bertujuan untuk memperbaiki situasi lokal bagi orang-orang yang bekerja di sana dan untuk memperkuat hak-hak mereka.
Dengan demikian, Mercedes-Benz AG mengikuti rekomendasi dari organisasi non-pemerintah, pemerintah dan kelompok kepentingan terkait lainnya untuk tidak menarik diri dari negara-negara berisiko tinggi.
Kini, Mercedes-Benz telah melakukan audit rantai pasokannya dan tunduk pada pedoman Organisasi Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi (OECD) dan hanya akan menerima kobalt dan lithium dari sumber bersertifikat.
" Kami telah mengaudit rantai pasokan untuk armada kendaraan listrik Mercedes-Benz sesuai dengan pedoman OECD," kata Markus Schafer, anggota dewan manajemen Daimler dan Mercedes-Benz AG.
" Sepanjang perjalanan kembali ke tambang, meskipun kami sendiri tidak mencari kobalt secara langsung," tambah Schafer.
" Berdasarkan wawasan yang diperoleh, kami akan menginstruksikan pemasok baterai kami hanya mendapatkan kobalt dan lithium dari lokasi penambangan bersertifikat di masa mendatang," jelas Schafer.
Mercedes-Benz mungkin akan menghentikan pasokan bahan baku dari negara-negara berisiko.
- Gandeng Primobius, Mercedes-Benz Bangun Pabrik Daur Ulang Baterai Mobil Listrik
- Ada Kejutan dari Fandy Adianto dan Garasi 350 di Ajang MB Club INA –MOMRC 2024
- Mercedes-Benz Siapkan GLC dan C-Class Listrik Pada 2026
- Lego Edisi Spesial Mercedes-Benz G-Class, Sebegini Harganya
- 1465 Unit Mercedes-Benz EQE dan EQs Kena Recall
- Jambore Nasional Mercedes Benz Club Indonesia akan Digelar di Bali, Ini Harapan Ketum IMI