Merdeka Rp 6,7 Triliun di Usia 155 Tahun
Itu bermula dari krisis moneter pada 1998. Yang membuat dunia perbankan dan keuangan, terutama dunia asuransi, kelimpungan. Semua bank mengalami hal yang sama. Hanya, bank mendapat pertolongan pemerintah: di-bailout habis-habisan. Sedang asuransi tidak.
Persoalan seperti yang dialami Jiwasraya hanya bisa diselesaikan dengan dua cara: diberi tambahan modal oleh pemiliknya atau diberi fasilitas seperti zero coupon bond. Intinya, pemerintah harus menyuntikkan dana.
Tapi, untuk diberi penambahan modal pasti tidak. Kemampuan keuangan negara terbatas. Apalagi, saya memang tidak mau ada penyertaan modal negara (PMN) untuk menyehatkan BUMN. Program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat lebih penting dan layak didanai dibanding menambah modal BUMN.
Menteri keuangan sebenarnya sudah memproses cara berikutnya: memberikan fasilitas zero coupon bond. Tapi, tiba-tiba kasus Century meledak. Program itu dibatalkan.
Direksi Jiwasraya pun pusing. Harus cari jalan keluar sendiri. Padahal, perusahaan harus tetap berjalan. Nasib hampir 10.000 agennya harus dipikir. Demikian juga lebih dari 1.200 karyawannya.
Sejarahnya pun begitu panjang: 30 Desember nanti Jiwasraya berumur 155 tahun. Masak harus meninggal dunia? Ia perusahaan asuransi tertua di republik ini. Bahkan jauh lebih tua daripada republik kita sendiri.
Saya sungguh-sungguh salut kepada Pak Hendrisman dan tim direksi Jiwasraya. Tidak putus asa. Pantang menyerah. Semangatnya tidak kendur.
Direksi akhirnya menemukan jalan keluar yang cerdas dan tuntas. Mereka memisahkan beban persoalan lamanya itu dengan kinerja operasionalnya.