Merdeka

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Merdeka
Sejumlah warga membentangkan Merah Putih, tahun lalu. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ternyata para pemuda menyiapkan strategi lain. Pada malam harinya mereka mendatangi rumah Soekarno dengan memakai pakaian militer lengkap, dan memaksa Soekarno untuk mengikuti mereka.

Di bawah todongan senjata, Soekarno yang geram terpaksa menuruti keinginan para pemuda. Bersama Fatmawati dan bayi Guntur yang masih berusia semibilan bulan, Soekarno dibawa ke Rengasdengklok, Jawa Barat.

Bersamaan dengan itu para pemuda juga menculik Hatta dan membawanya ke Rengasdengklok. Skenario yang disusun para pemuda adalah mengamankan Soekarno di tempat persembunyian, kemudian para pemuda melakukan serangan militer terhadap posisi Jepang di Jakarta.

Dengan demikian revolusi bersenjata dimulai, dan kemudian Soekarno-Hatta mengumumkan kemerdekaan. Dengan strategi ini para pemuda berharap kemerdekaan Indonesia dicapai tanpa campur tangan Jepang, apalagi hadiah dari Jepang.

Soekarno tidak sependapat dengan jalan revolusi yang disebutnya konyol itu. Soekarno tidak ingin jatuh korban sia-sia di kalangan pejuang dan rakyat Indonesia. Soekarno pun bernegosiasi dengan para pemuda untuk membatalkan serangan membabi buta terhadap Jepang. Soekarno berjanji akan mengumumkan proklamasi kemerdekaan secara mandiri.

Setelah disekap sehari semalam di Rengasdengklok Soekarno dibawa kembali ke Jakarta. Ia meminta para pemuda membatalkan serangan, dan Soekarno segera bernegosiasi dengan pemimpin militer Jepang Laksamana Maeda.

Perundingan berjalan dengan baik. Laksamana Maeda sejak awal bersimpati kepada perjuangan Indonesia dan sangat bersahabat dengan para pejuang Indonesia.

Laksamana Maeda bahkan menyediakan rumah dinasnya untuk menjadi tempat rapat para pemimpin perjuangan Indonesia.

Sayuti Melik mengetik dengan mesin pinjaman dari rumah konsul Jerman. Setelah selesai, ia lupa..

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News