Merek Pakaian Olahraga AS Beli Produk Dari 'Kamp Konsentrasi' Di China
Pemerintah China juga mengklaim mereka yang berada di pusat penahanan itu telah menandatangani perjanjian untuk menerima pelatihan kejuruan.
Departemen Propaganda Xinjiang tidak menanggapi permohonan untuk menanggapi pemberitaan ini yang dikirim melalui fax.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China menuduh media asing telah membuat "banyak laporan tidak benar" tentang pusat pelatihan yang mereka dirikan, tetapi tidak menyebutkan secara khusus media yang dimaksud ketika dimintai keterangan.
"Laporan-laporan itu sepenuhnya didasarkan pada bukti desas-desus atau sumbernya tidak jelas," kata juru bicara itu, Hua Chunying, pada suatu jumpa pers.
Namun, puluhan orang yang pernah berada di kamp penahanan massa atau memiliki teman atau keluarga yang ditahan di salah satu kamp penahanan mengatakan mereka tahu mereka tidak diberi pilihan selain bekerja di pabrik.
Sebagian besar orang Uighur dan Kazakh, yang diwawancarai di penahanan, juga mengatakan bahwa bahkan orang-orang yang memiliki latar belakang pekerjaan professional juga tetap dilatih kembali untuk melakukan pekerjaan kasar.
Sedangkan pembayaran yang mereka terima bervariasi sesuai dengan pabrik dimana mereka ditempatkan. Beberapa bahkan tidak mendapat bayaran sama sekali sementara yang lain menghasilkan hingga beberapa ratus dolar sebulan, kata mereka - hampir mayoritas dari mereka mendapat bayaran di atas upah minimum untuk bagian Xinjiang yang lebih miskin.
Photo: Mainur Medetbek menangis ketika dia berbicara tentang penahanan suaminya, yang bekerja di pabrik pakaian di Tiongkok.(AP: Dake Kang)
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata