Mereka Menjaga Semangat Toleransi Dalam Kidung Rohani
"Kalau kami sedang beribadah, saudara kami yang Muslim akan bantu pengamanan dan lainnya. Setelah ibadah, kalau ada perayaan baru kolaborasi musik hadrat dan terompet akan tampil. Masyarakat sangat senang dan positif melihat kolaborasi ini," katanya.
External Link: video hadrad dan terompet Ambon
Kolaborasi grup musik hadrad dan terompet gereja ini selalu tampil bersama, tidak hanya pada momen Natal, tapi juga pada beragam acara keagamaan seperti Paskah, peresmian gereja, lebaran hingga Idul Kurban maupun acara-acara non keagamaan.
Menurut pimpinan musik hadrat Tanah Lapang Kecil (Talake), Defi Bin Umar, para personil kelompok musik hadrad dan terompet ini terdiri dari pemuda beusia antara 10 - 30 tahun, berlatih bersama menjaga kekompakan musik mereka.
"Personil dari dua kelompok musik hadrat dan terompet ini tidak cuma saling hapal lagu-lagu rohani dari kedua kelompok, tapi juga lagu-lagu khas Maluku," jelasnya.
Kerukunan antarwarga Muslim Talake dan jemaat Gereja Rehobot di Batu Gantung juga diwujudkan dalam kerja bakti menjelang perayaan hari besar keagamaan.
Bahkan jemaat Gereja Rehoboth juga rutin menyumbangkan sapi untuk saudaranya warga Muslim pada hari raya Idul Kurban.
Musik rohani Betawi
Photo: Kelompok pelantun lagu-lagu rohani Betawi Bermazmur dengan 6 personilnya usai tampil dalam Kebaktian Sebelum Natal di Gereka Kristen Indonesia (GKI) Wahid Hasyim Jakarta Pusat (16/12/2018). (ABC: Iffah Nur Arifah)
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati