Mereka yang Kabur dari Suriah Khawatir dengan Pemulangan 'Pengantin Islamic State' ke Australia
Sangat sulit bagi Mohamed Ibrahim untuk menceritakan kembali perjumpaannya dengan anggota kelompok yang menamakan diri 'Islamic State' (IS).
Dengan berurai air mata, ayah dari tiga orang anak berupaya mengingat kembali saat delapan anggota IS menghentikan bus yang ditumpanginya di Suriah tahun 2017.
Mereka kemudian menempelkan senapan di pipinya.
"Saya mulai berkeringat. Jantung berdebar-debar," kata Mohamed.
"Para pria tersebut kelihatan sangat muda, sekitar 16 tahun umurnya. Bukan orang dewasa. Jadi saya pikir kalau mereka disuruh menembak, mereka akan menembak."
Kepulangan perempuan berkewarganegaraan Australia, yang memiliki kaitan dengan IS ke Australia, termasuk 44 anak, membuat khawatir Mohamed.
Grup pertama, terdiri dari empat perempuan dan 13 anak warga negara Australia sudah dikeluarkan dari kamp tempat mereka tinggal untuk pulang ke Australia.
Maisaa Mhanna, istrinya, mengatakan kebrutalan IS sempat menahan langkah mereka untuk kabur.
Mohamed Ibrahim, yang melarikan diri dari Suriah, merasa khawatir dengan pemulangan perempuan-perempuan Australia yang pernah menikah dengan anggota kelompok 'Islamic State'
- Australia Menyelidiki Gelombang Kapal Pencuri Ikan dari Indonesia
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Mulai Mendeportasi Imigran Tak Berdokumen
- Ini Tanggapan Warga Indonesia di Amerika Setelah Pelantikan Presiden Trump
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Sesumbar Telah Memulai Zaman Keemasan Amerika Serikat
- Keputusan Meta Berhenti Bekerja Sama Dengan Tim Pengecek Fakta Dianggap Berisiko
- Dunia Hari Ini: Sandera Israel dan Palestina Dibebaskan Setelah 15 Bulan Perang di Jalur Gaza