Mereka yang Kabur dari Suriah Khawatir dengan Pemulangan 'Pengantin Islamic State' ke Australia

Mereka yang Kabur dari Suriah Khawatir dengan Pemulangan 'Pengantin Islamic State' ke Australia
Mohamed Ibrahim (kiri) yang merasa aman berada di Australia jauh dari teror ISIS. (ABC News: Tim Swanston)

"Mereka mendukung kelompok kejahatan. Dan kebanyakan dari peran ini juga berkontribusi terhadap genosida populasi Yazidi."

Sikap pemerintah

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri Claire O'Neil mengatakan: "Prioritas utama pemerintahan Albanese adalah memberikan perlindungan bagi kepentingan nasional Australia, sesuai nasihat ahli keamanan nasional."

Di tahun 2019, pemerintah Australia di bawah PM Scott Morrison memulangkan delapan anak dan cucu militan ISIS yang tewas.

Sementara Jerman sudah memulangkan lebih dari 90 warganya, termasuk menjatuhkan hukuman bagi seorang perempuan yang berperan dalam perbudakan dan pelecehan seorang perempuan Yazidi.

Prancis sudah menjemput 86 warganya, sementara Amerika Serikat memulangkan 27 warga dan mendakwa 10 di antaranya dengan pelanggaran terkait terorisme.

Kazakhstan sudah mengembalikan lebih dari 600 warga negaranya, menurut PBB.

Keluarga para perempuan Australia yang akan dipulangkan tidak memberikan komentar, tapi mengatakan mereka terbuka untuk bekerja sama dengan pemerintah.

"Keluarga ini sangat senang dengan masa depan putri dan cucu mereka kembali ke rumah dan terbuka untuk bekerja dengan pemerintah ... untuk membantu memfasilitasi kepulangan," kata juru bicara keluarga.

Mohamed Ibrahim, yang melarikan diri dari Suriah, merasa khawatir dengan pemulangan perempuan-perempuan Australia yang pernah menikah dengan anggota kelompok 'Islamic State'

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News