Mereka yang Kehilangan Orang-Orang Terkasih di Situ Gintung (2)
Kaget, 13 Anggota Keluarga Tewas dalam Sekejap
Senin, 30 Maret 2009 – 06:21 WIB
Dahroni, Rohmah, dan Nila kini masih bertahan di pengungsian. Mereka tidak tahu hendak ke mana pasca bencana. "Kami tidak ada tempat lagi," katanya. Namun, Dahroni tidak terlalu larut dengan musibah yang menimpanya. Dia ikut membantu mengorganisasi kebutuhan tetangga-tetangganya sesama korban di pengungsian. "Saya menjadi penyambung RT di sini," sambungnya.
Kehilangan anggota keluarga dalam jumlah banyak juga dialami Dali Ihsan. Security UMJ itu kehilangan tujuh anggota keluarga, dua di antaranya masih hilang. "Yang masih hilang menantu namanya Wito dan keponakan, Maulana," kata Dali. Nabila, satu keponakan Dali yang sempat hilang, ditemukan di sekitar Tanah Kusir, sekitar delapan kilometer dari lokasi kejadian. "Dia nyangkut di atas kandang ayam dan sudah meninggal," katanya.
Dia bersyukur tidak terseret air dari Situ. Saat tahu air bah menerjang, dia langsung lari menuju Fakultas Hukum UMJ yang kini menjadi tempatnya berteduh. "Kalau ingat itu, saya nggak kuat. Tapi, bisa menyelamatkan anak saya, sudah bersyukur," katanya.
Dali yang bekerja di UMJ sejak 1996 memang patut bersedih. Sebenarnya dia bisa menyelamatkan Aisyah, kakaknya, menuju ke tempat yang lebih tinggi. Namun, karena mengira air yang datang hanya banjir biasa, sang kakak memutuskan masuk lagi ke dalam rumah dan menyelamatkan surat-surat. "Padahal, dia sudah keluar rumah. Akhirnya dia terseret," katanya dengan mata berkaca.
Tragedi Situ Gintung menimbulkan trauma bagi para korbannya. Tak sedikit dari mereka yang enggan kembali ke rumah karena ketakutan melihat lokasi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408