Mereka yang Kehilangan Orang-Orang Terkasih di Situ Gintung (3-Habis)
Keluarga Habis, Bocah 11 Tahun Jadi Sebatang Kara
Selasa, 31 Maret 2009 – 06:33 WIB
Bagaimana dengan anggota keluarga lainnya? Bapak lima anak itu menyatakan, saat kejadian, dua anak dan dua menantunya tinggal di rumah yang bersebelahan dengan rumahnya. Satu anak kandungnya lagi tinggal bersama dirinya.
''Juga ada satu anak lagi. Namanya Pungki. Dia bukan anak saya. Tapi, dia sudah lama tinggal bersama saya. Sudah saya anggap anak saya sendiri,'' katanya. Belakangan, Minggu (29/3), mayat Pungki ditemukan di belakang gedung rektorat UMJ.
Sementara itu, Iwan Wibawa, anak kandung Odan, cukup beruntung. Saat air mengempas, dirinya sempat bangun. Namun, saat keluar, arus deras air sudah menerjang rumah. Dia sempat terbawa hingga beberapa meter. Namun, air mendorong tubuhnya ke sebuah pohon. Iwan yang jago memanjat pun langsung mengamankan dirinya ke puncak pohon.
''Ternyata, di pohon itu dia tidak sendiri. Di atas pohon ada orang juga. Jadinya mereka berdua di situ,'' tutur Odan mengenang nasib anak keduanya yang selamat tersebut.
Bencana Situ Gintung telah mengubah 180 derajat kehidupan para korban. Beberapa orang kini hidup sebatang kara karena seluruh anggota keluarganya
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408