Mereka yang Kehilangan Orang-Orang Terkasih di Situ Gintung (3-Habis)
Keluarga Habis, Bocah 11 Tahun Jadi Sebatang Kara
Selasa, 31 Maret 2009 – 06:33 WIB
Anak sulung Odan sebenarnya hampir bernasib sama. Namanya Melda. Sejak Selasa (26/3), wanita 30 tahun itu didiagnosis menderita demam berdarah. Melda lantas dirawat inap di sebuah rumah sakit di Tangerang Selatan. Saat kejadian tersebut, Melda masih harus dirawat di rumah sakit. ''Seandainya dia masih di rumah, mungkin nggak bakal selamat,'' ujarnya.
Lain lagi dengan Sukarti. Ibu dua anak tersebut pada Minggu siang (29/3) tampak tepekur melihat tanah yang rata di Kampung Poncol. Pandangannya kosong melihat prajurit dari Kodim 0506/Tangerang membongkar-bongkar reruntuhan bangunan.
Gurat-gurat kesedihan masih membekas di matanya yang sedikit memerah dan lebam. Dia tampak dipapah oleh seorang wanita sebayanya sambil terus memandangi tanah bekas rumahnya. Letak tempat tinggal Sukarti hampir sama dengan Odan, yakni di cerukan lembah depan Fakultas Hukum UMJ.
Sukarti tak bisa banyak bertutur. Tiap kali diajak bicara, dia lebih banyak menjawab dengan mengangguk sambil terus memandangi tanah rata bekas rumahnya. Wanita di sampingnya lebih sering menuturkan kisah pilu wanita 56 tahun itu. ''Suami dan dua anaknya masih belum ditemukan,'' kata wanita yang hanya mau disebut Sri tersebut.
Bencana Situ Gintung telah mengubah 180 derajat kehidupan para korban. Beberapa orang kini hidup sebatang kara karena seluruh anggota keluarganya
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408