Mereka yang Ngotot Mengejar Status All-Star

Nasib Bergantung Para Pelatih

Mereka yang Ngotot Mengejar Status All-Star
Foto : REUTERS
Kandidat lain? Al Jefferson punya rata-rata double-double. Raksasa muda Minnesota Timberwolves itu mencatat rata-rata 22,5 poin dan 10,4 rebound. Timnya memang tampil superburuk pada awal musim. Namun, belakangan Timberwolves mulai menunjukkan taring, perlahan merangkak dari barisan terbawah.

Kendala utama Jefferson adalah pesaing. Sebagai center di wilayah barat, dia harus berebut suara dengan Shaquille O'Neal (Phoenix Suns) dan bintang muda lain, Andrew Bynum (Los Angeles Lakers).

Kalau David Lee, semangat mengejar rebound adalah senjata utama pemikat suara pelatih. Dia adalah pemain favorit penggemar New York Knicks, punya rata-rata 11,1 rebound, masuk lima besar di NBA. Yang sulit adalah mengategorikan posisi Lee. Di New York (yang kecil-kecil), dia bermain center. Namun, secara tinggi badan (208 cm) dan karakter bermain, dia sebenarnya seorang power forward. Posisi ''tanggung'' itu bisa membuat para pelatih tak kompak memilih.

Pemain muda terakhir yang punya kans kuat masuk All-Star: si pendek (untuk ukuran NBA) Jameer Nelson (183 cm). Point guard Magic itu belakangan tampil solid. Berada di tim yang mengandalkan raksasa Dwight Howard dan barisan penembak jarak jauh, Nelson bisa dibilang merupakan satu-satunya penetrator (pemain penusuk) Magic.

BAGI pemain NBA, status All-Star sangat mahal harganya. Saat ini, sejumlah pemain muda sedang ngotot berjuang masuk jajaran elite tersebut. Setiap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News