Mereka yang Pernah Dipenjara dengan Tuduhan Terlibat Jaringan Noordin

Kamal Jualan Daging Ayam, Imam Buka Percetakan

Mereka yang Pernah Dipenjara dengan Tuduhan Terlibat Jaringan Noordin
Mereka yang Pernah Dipenjara dengan Tuduhan Terlibat Jaringan Noordin
"Sampai kini saya tak paham kesalahan saya. Teroris dan bom, saya tak tahu. Mungkin ada rekayasa saat itu," ujar Imam Bukhori yang ditemui seusai salat Duhur di Musala Al Ikhlas, Kelurahan Dukuh, Pekalongan.

Sehari-hari Bukhori membuka usaha percetakan. Usahanya buka pukul 08.30 hingga pukul 21.00. Istrinya, Salwa, mengurusi kios voucher. Imam mengaku, belakangan ini masih sering ada aparat berpakaian preman mengawasi dia dan keluarganya.

Kadang orang-orang itu nyanggong di warung sekitar rumahnya. Ada juga yang bolak balik lewat depan rumah. "Malah ada yang pura-pura memesan cetak kalender. Tapi, setelah itu tak datang lagi. Ada juga yang pura-pura menawarkan komputer," ungkapnya. Maklum, saat ini Bukhori melayani pembuatan kalender, stiker, undangan, kartu nama, dan barang cetakan lain.

Bukhori mengaku, karena pernah berurusan dengan Densus 88, pelanggan percetakannya berkurang. Dia menduga pelanggan khawatir dianggap dekat dengan dirinya. Namun, aku dia, secara umum warga di lingkungan tempat tinggalnya percaya kepada Bukhori.

Tiga warga Pekalongan pernah ditangkap tim Densus 88 pascaledakan bom Bali II 2005 lalu. Mereka dituding ikut menyembunyikan Noordin M. Top dan anak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News