Merenspons Gagasan Khilafah

Oleh: Muhammad Solih, Pengurus Pusat BAKOMUBIN

Merenspons Gagasan Khilafah
Muhammad Solih, Pengurus Pusat BAKOMUBIN (Badan Koordinasi Muballigh se-Indonesia). Foto Indopos/JPNN.com

Menurut saya, sikap anti pemikiran khilafah itu merupakan sikap ketakutan berlebihan terhadap Islam (Islamphobia) yang sudah lama mengendap dalam sejarah.

Seharusnya ini tidak terjadi jika masing-masing pihak menyadari bahwa Pancasila ini merupakan hasil kesepakatan bersama sebagai dasar untuk membangun bangsa dan negara.

Sikap Islamphobia bisa jadi sengaja dibangun oleh pihak tertentu, termasuk asing untuk memecah belah bangsa. Jika kita selamanya pecah, maka kepentingan asing bisa dengan mudah masuk ke dalam urusan rumah tangga negara kita.

Sesungguhnya pihak asing itu sangat paham konsep khilafah dan memandang penting di era globalisasi ini. Ketika kita masih debat dan ribut soal khilafah, mereka justru sudah menjalankan konsep khilafah.

Jika khilafah diartikan "satu komando" di dunia, lalu apa bedanya dengan sistem "negara super power" Amerika? Bukankah negara sekarang sedang bersaing menuju pada satu sistem "satu komando" di dunia? Bukankah era globalisasi ini sudah menghilangkan batas-batas negara? Bukankah era perdagangan bebas itu diatur oleh satu komando di dunia?

Dalam industri dan perdagangan dunia lebih konkret lagi sistem khilafah dipraktekkan. Contohnya, hanya satu McDonald di dunia. Pizza HUT, Fried Chicken, dan lain-lain. Hanya satu merek Mercy di dunia, BMW, Ford, Toyota, dan sebagainya. Hanya satu Levi’s di dunia. Dan seterusnya.

Semua itu adalah sistem khilafah. Cuma beda istilah saja, satu khilafah, satu superpower. Dan kita sering dijebak dengan istilah tersebut, lalu ribut berkepanjangan.

Sementara mereka diam-diam mengambil ilmu kita, mempraktikkan, dan kemudian jauh meninggalkan kita. (indopos/jpnn)


Jika pemerintah memandang bahaya terhadap khilafah harusnya dilakukan pendektan diskusi atau kajian tentang konsep tersebut, dan bukan dengan pendekatan hukum.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News