Merespons Perbedaan Data Covid-19 Pusat dan Daerah, Begini Kata Wamenkes
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) dr Dante Saksono mengakui ketidaksinkronan data kasus positif Covid-19 antara pusat dan daerah masih terjadi.
Dokter Dante memberikan contoh ada daerah melaporkan kasus positif kepada pusat hari ini, tetapi itu data kejadian beberapa hari sebelumnya.
"Itu mengenai kendala pendataan," kata Dante dalam Rakornas BNPB secara virtual, Selasa (9/3).
Permasalahan kedua yaitu terkait kemampuan laboratorium yang terbatas untuk melakukan pemeriksaan dalam satu hari jadi.
"Sehingga data yang masuk pada satu kasus bisa merupakan cerminan dari beberapa hari sebelumnya," ujar Wamenkes Dante.
Akibatnya data kasus terkonfirmasi Covid-19 yang diumumkan oleh pemerintah pusat dengan daerah sering terjadi perbedaan.
"Kita anggap data yang dirilis tadi sebagai data nasional, tetap kita kompilasi dengan data daerah. Kalau ada perbedaan masih dalam batas toleransi," jelasnya.
Sebelumnya Dante menyebutkan bahwa per 7 Maret 2021, rata-rata kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia mencapai 6.433 per hari dengan rata-rata meninggal 157 orang.
Setahun penanganan pandemi Covid-19 masih terdapat masalah dalam sinkronisasi data kasus antara pusat dengan daerah
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- AHF Indonesia Dorong Peran Asia dalam WHO Pandemic Agreement
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19