Merger di Industri Telekomunikasi Dinilai Membawa Efek Positif
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi Tauhid Ahmad mengatakan merger menjadi salah satu piihan terbaik untuk memperluas pangsa pasar, meningkatkan teknologi, dan efisiensi operasional di zaman disrupsi digital saat ini.
Menurutnya merger di industri telekomunikasi dapat membawa efek positif terhadap informasi dan komunikasi di Indonesia.
"Merger ini diharapkan mampu membuat persaingan makin sehat sehingga pada akhirnya konsumen yang akan diuntungkan dari adanya peningkatan dan pengembangan industri telekomunikasi," kata Tauhid dalam keterangan tertulis.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) ini menuturkan merger tersebut menjadi pilihan terbaik guna menghadapi tantangan ke depan terutama pengembangan 5G. Dia mencontohkan merger antara XL Axiata dengan Axis serta Indosat Ooredoo dengan Tri.
Efek positif lainnya, kata Tauhid, merger juga akan memudahkan pemerintah melakukan pengawasan serta sinergi dengan program-program yang dibuat. Misalnya, pemerataan infrastruktur telekomunikasi dan digital itu menjadi program pemerintah.
Dengan merger, lanjut dia, kemampuan provider pun meningkat untuk dapat membangun infrastruktur seperti tower dan BTS yang diakibatkan dari adanya efisiensi dan penambahan daya modal dari perusahaan provider.
"Harapannya adalah mereka dapat membangun di daerah-daerah yang belum terjamah sinyal internet kuat," paparnya.
Sementara itu, Head of Investment Pacific Capital Investment David Manurung menilai maraknya aksi merger operator telekomunikasi ditujukan untuk dapat menciptakan sinergi yang menghasilkan skala ekonomi tertentu.
Pengamat menilai bahwa merger di industri telekomunikasi bawa efek positif terhadap informasi dan komunikasi di Indonesia.
- XL Axiata & Smartfren Merger, Meutya Hafid Mengaku Belum Tahu
- PPN Jadi 12 Persen Tahun Depan, Begini Imbasnya ke Masyarakat
- INDEF Menyoroti Rencana Kenaikan PPN & Makan Bergizi Gratis, Mengkhawatirkan
- INDEF: Dampak Kerugian Penyeragaman Rokok Bisa Tembus Rp 308 Triliun
- Asosiasi Kedelai Indonesia Siap Dukung Ketahanan Pangan Nasional
- Pengamat Nilai Langkah Pemerintah Tunda Pembatasan BBM Subsidi Sudah Tepat