Merinding! Sudah 15 Bulan Dikubur, Tiba-tiba Ketuk Pintu, Pulang
Setelah punya uang untuk bekal, Waluyo melanjutkan petualangan ke Semarang.
Dia ingin mencari pekerjaan. Hebatnya, perjalanan ke Semarang dilakukannya dengan berjalan kaki dari Jogja.
Dari Jogja Waluyo hanya membawa uang Rp 20.000. Di sepanjang jalan, kalau menemukan uang jatuh, dia mengumpulkannya.
Uang itu dia pakai untuk membeli makan dan minuman selama perjalanan ke Semarang.
Di Kota Lumpia tersebut Waluyo juga hidup menggelandang. Awalnya mengumpulkan barang bekas. Lalu menjadi tukang parkir dan terakhir jadi petugas kebersihan kota.
Dia tidur di emperan toko daerah Simpang Lima. Sebagai petugas kebersihan, gajinya hanya Rp 700.000 sebulan.
”Tapi, selama di Semarang, hati saya tidak tenang. Saya merasa ingin pulang terus,” ungkapnya.
Menjelang Ramadan, Waluyo pun bertekad untuk pulang setelah Lebaran. Maka, dia pun menabung untuk bekal pulang. Hingga akhirnya terkumpul Rp 400.000.
WALUYO dinyatakan meninggal setelah sepekan dirawat di rumah sakit karena kecelakaan dan jasadnya sudah dikuburkan keluarganya. Akta kematian
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara