Meritokrasi Hati

Oleh: Dahlan Iskan

Meritokrasi Hati
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Memang akan ada perdebatan yang panjang: apa kriteria prestasi yang istimewa itu. Serumit apa pun pasti bisa dirumuskan. Yang penting mau atau tidak.

Pemimpin yang baik dan hebat itu langka. Alangkah kehilangannya kalau punya pemimpin yang jelas-jelas terbukti hebat tetapi tidak bisa lagi berkarier karena aturan.

Anggap saja itu bagian dari cara kita menjunjung tinggi prinsip meritokrasi. Yang hebat-hebat yang harus naik. meritokrasi seperti itulah yang dengan ketat dilaksanakan di Tiongkok. Lalu terbukti menjadi salah satu kunci sukses negara itu.

Apakah partai punya prinsip menegakkan meritokrasi? Apakah rakyat mempertimbangkan prinsip meritokrasi dalam tiap Pilkada?

Kita setuju untuk menjunjung tinggi meritokrasi. Dalam hati. Tidak dalam tindakan.(*)


Berita Selanjutnya:
260 Disway

Pemimpin yang baik dan hebat itu langka. Alangkah kehilangannya kalau punya pemimpin yang terbukti hebat tetapi tidak bisa lagi berkarier karena aturan.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News