Merpati Dituding Lakukan Politisasi Kasus Avtur
Belum Lunasi Utang ke Pertamina Rp 270 M
Senin, 17 Oktober 2011 – 05:40 WIB
Harun mengatakan, pihaknya tak ingin apa yang terjadi pada Merpati saat ini menular ke Pertamina. Pasalnya, jika Pertamina terus-menerus memasok avtur namun tanpa ada kepastian kapan utang bakal dilunasi, justru pihaknya yang akan merugi. “Kita perlu ada kepastian kapan utang akan di bayar. Sebab, kalau seperti ini terus tidak sehat untuk Merpati dan Pertamina,” ujarnya.
Dengan jumlah utang avtur yang sedemikian besar, Pertamina tidak bisa lagi mentolelir dan diharapkan Merpati beritikad baik membayar meskipun dengan cara mencicil. Sebenarnya, menurut Harun, harga tiket dibebani untuk bahan bakar, semestinya dari tiket tersebut bisa dibayarkan untuk utang mereka agar tidak selalu bertambah.
Pertamina menghentikan pasokan avtur untuk Merpati Nusantara Airlines, khususnya di Bandara Juanda dan Hasanuddin, Ujung Pandang, sejak Sabtu (15/10) dini hari lalu. Kewajiban yang perlu diselesaikan Merpati yakni long outstanding (utang tahap I) sebesar Rp 212 miliar yang merupakan akumulasi pengambilan avtur yang tidak dibayar selama periode 2006-2007 dan kewajiban atas timbulnya utang pengambilan Avtur sampai 26 Agustus 2011 (utang tahap II) Rp 44,2 miliar dan USD 700 ribu yang timbul dari pengambilan avtur setelah periode 2006-2007.
Sehingga kerugian Pertamina atas kedua kewajiban Merpati tersebut masing-masing Rp 256,78 miliar dan USD 700 ribu, dimana nilai tersebut belum termasuk denda dan bunga. Utang tersebut juga belum diakumulasikan dengan utang berjalan yang menurut catatan Pertamina terhitung hingga 15 Oktober 2011 pukul 00.00 mencapai Rp 3,83 miliar dan USD 104.163,65 dengan belum memperhitungkan pengambilan avtur pada
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memutuskan tetap menyetop pasokan avtur ke PT Merpati Nusantara Airlines lantaran tak ada tanda-tanda itikad
BERITA TERKAIT
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah