Merpati Tetap Terbangkan MA-60
Kecelakaan Kaimana Diduga karena Pilot Paksakan Pendaratan
Selasa, 10 Mei 2011 – 06:37 WIB
Pesawat MA-60 sebenarnya didesain sebagai pesawat yang mampu terbang dalam IFR (instrument flight rules), sedangkan Bandara Kaimana adalah pangkalan udara dengan fasilitas penerbangan VFR (visual flight rules). "Sayangnya, Bandara Kaimana tidak mempunyai informasi yang diperlukan bagi sistem IFR, sehingga cuma bisa VFR. Di sini menjadi jelas, ada masalah sangat prinsip ketika cuaca buruk," tuturnya.
Bila benar kabar yang mengatakan bahwa pesawat tersebut berputar-putar terlebih dahulu di atas laut dekat bandara, Sri memperkirakan sang pilot sedang mencari landasan, tapi gagal. "Mungkin dia salah mendarat di laut karena secara visual memang tidak mungkin melihat secara jelas," tegasnya.
Menurut dia, tewasnya para penumpang Merpati tersebut juga harus dipertanyakan. Sebab, mereka tidak menggunakan pelampung udara yang ada di setiap kursi penumpang. "Seharusnya, kalau kondisi memang sudah kritis, bisa saja pilot atau pramugari memerintahkan penumpang memakai pelampung, sehingga bisa selamat meskipun masuk laut," jelasnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, pihaknya meminta manajemen Merpati terus melakukan pembenahan internal agar kejadian kecelakaan bisa dihindari. Namun, Mustafa belum akan menindak manajemen Merpati. "Kita tunggu dulu hasil KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi)," ucapnya. (wir/owi/c2/nw)
JAKARTA - Kecelakaan Merpati di Kaimana, Papua Barat, membuat banyak pihak menyoroti kelayakan pesawat MA-60 buatan Tiongkok. Namun, pihak Merpati
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi