MERS Mengancam, Kemenkes Teliti Kelelawar

MERS Mengancam, Kemenkes Teliti Kelelawar
MERS Mengancam, Kemenkes Teliti Kelelawar. Foto Reuters

Meskipun begitu, kata dia, tim balitbangkes tetap mengidentifikasi jenis kelelawar. Upaya itu penting untuk berjaga-jaga jika nanti memang terjadi penularan MERS melalui kelelawar.

Terkait kasus MERS di Korsel, pria yang juga menjadi anggota WHO Emergency Committee on MERS CoV itu menerangkan, statusnya masih belum dapat dikendalikan.

Data hingga 9 Juni menyebutkan, jumlah kasus MERS di Negeri Ginseng tersebut mencapai 95 orang dan tujuh di antaranya meninggal dunia.

Menurut Tjandra, pola penularan MERS di Korsel bisa menunjukkan gejala superspreader. Yakni, satu orang pembawa MERS bisa menulari hingga 50 orang lainnya.

Jika dirunut dari awal, orang pertama pembawa MERS di Korsel pernah berobat di Rumah Sakit (RS) St Mary.

”Saat di rumah sakit, pasien ini pernah batuk-batuk,” ucapnya. Lantas, dari seorang pasien itu, penyakit MERS menular ke 37 pasien atau pengunjung RS St Mary lainnya.

Kemudian, seorang di antara 37 pasien MERS yang tertular di St Mary tadi dirawat di UGD RS Samsung. Nah, di RS Samsung itu penderita MERS tadi menulari 35 pasien atau pengunjung RS Samsung lainnya.

”WNI yang sedang berada di Korsel sebaiknya menghindari berkunjung ke RS yang pernah atau sedang merawat pasien MERS,” tuturnya. (wan/c9/sof)


JPNN.com JAKARTA – Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang meneliti sejumlah kelelawar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News