MERS Mengancam, Satu Pemondokan Haji Satu Klinik

JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) terus menyusun strategi mengantisipasi serangan virus MERS (Flu Timur Tengah). Di antara yang paling rentang terjangkit adalah para jamaah haji. Perlindungan jamaah haji dimulai dari pelayanan di pemondokan.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Mochammad Jasin yang baru saja tiba dari Arab Saudi menuturkan, penyakit MERS yang menyerang sejumlah wilayah di Arab Saudi memang menjadi perhatian pemerintah Indonesia.
"Kami ingin membuat jamaah haji tetap tenang dan sehat selama menjalani ibadah," katanya, Kamis (22/5).
Jasin menuturkan, salah satu cara yang bakal dipakai untuk mencegah penularan penyakit MERS adalah, menambah klinik kesehatan. Pada musim haji sebelumnya, atau dalam keadaan normal, klinik kesehatan ini terdapat di beberapa titik mewakili sektor. Nah di setiap sektor, terdiri dari beberapa unit pemondokan.
Sedangkan khusus untuk musim haji tahun ini, Jasin menuturkan jumlah klinik diperbanyak secara signifikan. "Klinik tidak lagi dibagi secara sektor. Tetapi di setiap pemondokan harus ada satu klinik kesehatannya," ujarnya. Dengan cara ini, pelayanan kesehatan jamaah haji bisa lebih cepat. Jamaah yang sakit juga tidak perlu sampai keluar pemondokan.
Kebijakan pengadaan klinik kesehatan di setiap pemondokan ini memunculkan dampak lanjutan. Diantaranya adalah pengadaan tenaga medis. Jasin menuturkan jumlah pemondokan atau hotel yang bakal ditempati jamaah haji Indonesia berjumlah 115 pemondokan.
"Untuk jumlah rinci berapa tenaga medis yang dibutuhkan, saya belum tahu. Masih dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan," papar dia. Dengan asumsi setiap klinik memiliki mininam dua dokter umum dan lima perawat, berarti membutuhkan sedikitnya 230 dokter umum dan 575 perawat.
Jasin menjelaskan panambahan klinik ini dilakukan pemerintah karena tidak mau mengambil resiko dengan keberadaan penyakit MERS. Lama tinggal di tanah suci yang mencapai satu bulan lebih, membuat jamaah haji lebih rentan terjankit MERS. Saat ini saja sudah banyak laporan jamaah umrah terkena penyakit dengan gejala seperti MERS. Padahal lama tinggal jamaah umrah sekitar sepuluh hari saja.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Anggito Abimany juga mengatakan ada intervensi khusus untuk pelayanan haji dalam mengahadapi ancaman MERS. Dia mengatakan bahwa pelayanan medis akan diupgrade. Mulai dari pengadaan kendaraan operasional kesehatan hingga unit pelayanan medis serta tenaga medisnya. (wan)
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) terus menyusun strategi mengantisipasi serangan virus MERS (Flu Timur Tengah). Di antara yang paling rentang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BSI Menyalurkan Bantuan Untuk Pembangunan Pesantren dan Santunan Yatim
- Tunjangan Profesi Guru dan Pengawas PAI Dirapel, Bukan Hanya PNS & PPPK
- Guru PPPK Bulan Ini Mengantongi Rp20 Juta ya? Oh, Nikmatnya
- Mudik 2025, Tol Semarang ABC Siap Terapkan One Way Lokal Kalikangkung-Bawen
- Ambiguitas Komitmen Iklim Para Pendana Infrastruktur Gas di Indonesia
- Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 425 Juta untuk Anak Terduga Stunting di Jonggol