Mertua Bangga Punya Menantu Putri Kiai Besar
Ditulis oleh Wartawan JPNN YATIMUL A. dan M. FAHMI, Probolinggo
Rabu, 16 September 2009 – 09:27 WIB
Faris dilahirkan di Dusun Kampung Melayu, Kraksaan Wetan, Kecamatan Kraksaan, 14 April 1976. Ma?rufah mengingat, semasa kecil, Faris punya kebiasaan makan apa pun pakai sendok dan garpu. "Waktu makan ketan juga pakai sendok dan garpu. Lalu, neneknya bilang, "Semoga kamu nanti jadi orang besar yang kalau makan selalu pakai sendok dan garpu?," ujar Ma?rufah menirukan perkataan nenek Faris saat itu.
Keluarga Faris masih memiliki ikatan darah dengan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin (paman) dan keluarga Ponpes Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, Rangkang Kraksaan. Politikus kawakan PPP, Tosari Wijaya, juga masih terhitung sebagai paman Faris. Hasan Aminuddin juga punya peran mempertemukan Faris dengan Yenny. Kepada Radar Bromo, Hasan menjelaskan, Yenny dan Faris kali pertama bertemu dalam acara istighotsah Partai Gerindra di gedung KONI Surabaya, Maret 2009.
Setelah pertemuan pertama itu, kata dia, Yenny dan Faris masih belum akrab. "Saya sempat mengajak Faris ke Jakarta bertemu Gus Dur dan Yenny dalam acara ngopi bareng," beber Hasan.
Saat itulah hubungan Yenny dan Faris semakin dekat. Keduanya sering berkomunikasi. Apalagi, saat itu adalah masa-masa kampanye dan Yenny sering menjadi jurkam Gerindra di Jatim. Faris sering sepanggung dengan Yenny saat kampanye.Keduanya pun semakin dekat. Radar Bromo juga pernah mendapati Yenny dan Faris tampil berdua menyaksikan konser jazz gunung di Java Banana Cafe, Sukapura, Probolinggo, 25 Juli lalu.
Orang tua Dhohir Farisi sempat menangis ketika diberi tahu bahwa anaknya akan menikah dengan Yenny Wahid, putri Gus Dur. Mereka terharu
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408