Mesin Cuci Rakitan Pemuda Bantul Tembus Pasar Global
jpnn.com, JAKARTA - Prihatin dengan mesin laundry impor yang harganya selangit menjadikan pemuda asal Bantul Yogyakarta, Ashari berkreasi di bengkel kerjanya.
Dia merakit sendiri mesin pencuci dengan harga lebih terjangkau.
Ashari mengatakan, proses pembuatan satu mesin laundry dan pengering membutuhkan waktu sekitar dua minggu.
Proses tersebut terdiri dari persiapan bahan, perancangan, perakitan sampai finishing, dan dikerjakan tujuh karyawannya yang seluruhnya berasal dari Bantul.
Orientasi Ashari adalah memanfaatkan potensi sumberdaya setempat untuk mengangkat hajat hidup warga sekitar tempat tinggalnya.
Terutama yang belum punya ketrampilan berkarya untuk menatap kehidupan lebih baik, dengan motto “maju dan berkembang bersama”.
“Produk itu diklaim mampu bersaing dengan mesin impor, harganya pun jauh lebih murah, bisa selisih hampir 30 persen dengan mesin yang sekelas. Selain itu, bahan yang digunakan bersumber dari dalam negeri serta tenaga kerja juga asal negeri sendiri,” ujar Direktur UD Hari Mukti Teknik, Ashari di Jakarta, Selasa (4/4).
Karya dan kerja kerasnya merakit mesin laundry dan mesin pengering kemudian meraih sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI).
Prihatin dengan mesin laundry impor yang harganya selangit menjadikan pemuda asal Bantul Yogyakarta, Ashari berkreasi di bengkel kerjanya.
- Hingga Oktober 2024, BSN Tetapkan 15.432 SNI
- IDSTB-BSN Bersinergi Memfasilitasi Serfifikasi Software Tester
- SNI dalam Pemeriksaan Tol MBZ Bukan Produk BSN
- LAN Konsisten Terapkan Sistem Manajemen Antipenyuapan, Ini Buktinya
- 27 Tahun Berkiprah, BSN Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- BSN: 549.970 Produk UMK akan Menggunakan Tanda SNI, Gratis