Mesin Pemetik Mengubah Industri Perkebunan di Tasmania
Berbagai mesin yang digunakan untuk memanen buah karena kurangnya pekerja selama masa pandemi COVID-19 di Australia tampaknya akan terus digunakan untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga manusia.
Di Tasmania, perkebunan apel mulai menggunakan teknologi ban berjalan untuk menggantikan tenaga manusia dan mempercepat proses panen.
Bahkan bagi pekerja seperti Arisa Yoshida yang menjadi pemetik apel di Huon Valley, adanya teknologi ini membuat pekerjaannya menjadi lebih mudah
"Ini bagus sekali. Saya biasanya harus memanggul keranjang besar di punggung, namun sekarang mesin ini yang mengambil apel dari pohonnya, jadi mudah sekali," katanya.
Arisha bekerja untuk pemilik lahan apel organik Andrew Smith di Huon Valley.
Pembatasan perjalanan internasional karena COVID-19 dan langkanya pekerja asing membuat para pemilik lahan apel harus menggunakan teknologi baru ini lebih cepat dari perkiraan mereka sendiri.
Ketika pandemi terjadi dan perbatasan ditutup, Andrew Smith tidak memiliki cukup pekerja untuk membantu memanen apel.
Karenanya, dia kemudian membeli dua mesin ban berjalan yang masing-masing seharga A$150 ribu (sekitar Rp1,5 miliar).
Penggunaan teknologi mesin pemetik buah di Australia diperkirakan akan meningkat dalam 24 bulan ke depan
- Utak-Atik Anggaran, Maju-Mundur Ibu Kota Nusantara
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Mau Mendeportasi Mahasiswa yang Ikut Unjuk Rasa Pro-Palestina
- Dunia Hari Ini: Pesawat Air Busan Terbakar di Bandara Internasional Gimhae
- Dunia Hari Ini: Delapan Sandera Dalam Daftar Pembebasan Hamas Telah Tewas
- Prabowo dan Anwar Ibrahim Sepakat Tertibkan Persoalan Tenaga Kerja
- Kenapa 26 Januari Jadi Tanggal Kontroversial di Australia?