Meski Andalkan Investor, Proyek Bukit Algoritma Tetap Berisiko Mengganggu APBN
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, misalnya, mewanti-wanti agar pembangunan Bukit Algoritma tidak hanya sekadar gimik.
Menurutnya harus ada tiga komponen di dalam kawasan tersebut, yakni universitas sebagai lembaga riset, industri yang menggunakan hasil riset, dan investor.
"Kalau tiga poin tadi tidak hadir dalam satu titik, yang namanya istilah Silicon Valley itu hanya gimmick branding saja," kata Ridwan.
Ridwan mengaku mendukung niat Budiman, namun meminta "hati-hati pada semua orang yang sedikit-sedikit bilang mau bikin Silicon Valley."
Syahrial Loetan, pengamat Perencanaan Pembangunan Nasional punya pendapat yang senada.
Menurutnya Silicon Valley di Amerika Serikat memiliki 'venture capital', serta dua universitas yang terkenal yakni Standford dan University of Califronia, Berkley.
"Tapi jangan lupa, kalau sudah keluar produknya, kemudian siapa yang beli? Pada waktu itu masuklah Departemen Pertahanan AS, yang membeli produk-produk itu untuk perang, alat-alat persenjataan.
"Itulah yang mengamankan siklus bisnis mereka."
Lahan seluas 888 hektare di Sukabumi, Jawa Barat, akan dibangun menjadi Bukit Algoritma, dengan harapan akan jadi Silicon Valley seperti di Amerika Serikat
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata