Meski Bikin Resah, Dianggap Belum Mewabah
Sabtu, 24 Maret 2012 – 05:35 WIB
Sebelumnya, animo masyarakat terhadap Tomcat ini kurang jadi keberadaannya tidak terendus. Menurut Rita, kasus Tomcat di Surabaya yang hinggap di perumahan bisa jadi karena habitat aslinya yaitu sawah telah rusak. Misalnya rusak karena dipanen atau habis karena beralih fungsi jadi perumahan.
Di tengah kebingungan itu, Tomcat lantas bermigrasi ke pemukiman di sekitar persawahan. Migrasi ini dipicu kecenderungan Tomcat yang suka atau gemar mendekati sumber cahaya di malam hari seperti lampu. Kecenderungan ini juga dialami hampir semua kumbang-kumbang yang habitatnya di sawah.
Kasus Tomcat ini, jelas Rita, juga dipicu iklim. Dia menjelaskan, musim penghujan yang mulai reda seperti saat ini merupakan musim yang cocok dalam siklus perkembangbiakan Tomcat. Dia menuturkan, kondisi tanah yang banyak air menjadi tempat ideal Tomcat bertelur.
Siklus Tomcat ini diprediksi akan menyusut saat memasuki musim kemarau nanti. Diperkirakan, puncak perkembangbiakan Tomcat ini sampai akhir bulan ini. Selanjutnya, secara alamiah jumlah Tomcat akan menyusut dengan sendirinya.
JAKARTA - Keberadaan kumbang Tomcat atau semut Semai (Paederus Littoralis) kini membuat resah. Meskipun Tomcat ditemukan di mana-mana, Kementerian
BERITA TERKAIT
- Ramalan Cuaca Hari Ini, Sebagian Wilayah Ini Berpotensi Hujan & Petir
- Prakiraan Cuaca Hari Ini 26 November: Hujan Ringan di Sebagian Besar Indonesia
- Dirut ASDP Tinjau Pelabuhan Merak-Bakauheni Demi Layanan Prima Menjelang Nataru
- Honorer Peserta Seleksi PPPK 2024 Sudah Mendapat Pembekalan Kepegawaian, Keren nih
- BNBP: 10 Korban Tewas Tertimpa Longsor di Karo Sudah Dievakuasi
- Jampidum Terapkan RJ pada Kasus Anak Curi Perhiasan Ibu Kandung