Meski Gratis, Aturan Tetap Ketat

Meski Gratis, Aturan Tetap Ketat
Meski Gratis, Aturan Tetap Ketat
Meski telah menyaring sebegitu ketat, Ade tidak memungkiri bahwa seleksi alam terjadi di sekolah binaannya. Tidak sedikit murid yang keluar karena malas dan memilih bekerja. "Banyak orang tua yang tak mendukung anaknya sekolah. Mereka lebih suka anaknya kerja bantu mereka," keluhnya. Saat ini murid binaan Ade di kelas VII dan VIII berjumlah 34 siswa, sedangkan siswa kelas IX sudah habis. 

 

Namun, Ade tidak menyerah. Dia terus berupaya memotivasi siswa yang tersisa agar terus bersekolah hingga perguruan tinggi. Ade mengimbau murid-muridnya meneruskan pendidikan di SMK (sekolah menengah kejuruan). "Di situ, mereka dapat keahlian. Jadi, mereka bisa langsung kerja sambil melanjutkan ke perguruan tinggi," tuturnya.

 

Soal fasilitas sekolah, Ade boleh berbangga hati. Berkat perjuangannya untuk menuntut BOS (bantuan operasional sekolah) dan BOP (bantuan operasional pendidikan) secara mati-matian, fasilitas pendidikan di sekolah tersebut tergolong lengkap.

 

Ada alat tulis kantor (ATK). Para siswa mendapat, antara lain, tiga jenis buku teks, LKS (lembar kerja siswa). Juga, seragam olahraga, seragam batik, sepatu yang diberikan sekali setahun, dan alat mandi sekali sebulan. Selain itu, tersedia jaminan kesehatan dan terapi psikologis gratis bagi siswa yang butuh.

 

AGAK  sulit mencari lokasi SMP Gratis Ibu Pertiwi di wilayah Pancoran Timur, Jakarta Selatan. Harus menelusuri kawasan perumahan. Begitu ketemu,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News