Meski Inflasi Tinggi, Warga Australia Diprediksi Habiskan Rp 60 Triliun Selama Black Friday
Hitungan mundur menuju event berbelanja Black Friday di Australia kini sudah dimulai. Di tengah laju inflasi yang tinggi, konsumen diperkirakan menghabiskan A$6,2 miliar atau sekitar Rp60 triliun dalam empat hari.
Momen berbelanja Black Friday memang selalu diwarnai dengan diskon harga besar-besaran, dan sejak beberapa tahun terakhir, volumenya sudah melebihi momen berbelanja Natal dan Tahun Baru.
Kegiatan yang berlangsung pada akhir bulan November ini telah dimanfaatkan oleh para peritel besar untuk jor-joran dalam menawarkan potongan harga.
Momen ini sebenarnya berula di Amerika Serikat namun telah menyebar ke kancah ritel Australia. Inilah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang Black Friday.
Kapan Black Friday 2022?
Black Friday jatuh pada 25 November tahun ini.
Riset dari Pengecer Australia (ARA) bekerja sama dengan lembaga riset Roy Morgan memperkirakan penjualan akan mencapai rekor A$6,2 miliar selama empat hari Black Friday hingga akhir pekan Cyber ??Monday.
Tepatnya Jumat 25 November hingga Senin 28 November.
Bukankah Black Friday awalnya hanya berlangsung di Amerika?
Warga Australia mulai melakukan hitungan mundur menjelang event berbelanja Black Friday ada akhir November
- Utak-Atik Anggaran, Maju-Mundur Ibu Kota Nusantara
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Mau Mendeportasi Mahasiswa yang Ikut Unjuk Rasa Pro-Palestina
- Dunia Hari Ini: Pesawat Air Busan Terbakar di Bandara Internasional Gimhae
- Dunia Hari Ini: Delapan Sandera Dalam Daftar Pembebasan Hamas Telah Tewas
- Kenapa 26 Januari Jadi Tanggal Kontroversial di Australia?
- Dunia Hari Ini: COVID Kemungkinan Besar Berasal dari Laboratorium