Meski Orangnya Sudah Berada di Australia, Ribuan Visa Pencari Suaka Belum Diproses
Wawancara jadi penentu
Zaki Haidari, mantan pencari suaka yang masuk kategori Tunggakan Kasus IMA, menjalani proses aplikasi visa pada tahun 2016.
Dia masih ingat wawancaranya dengan seorang pejabat pemerintah sebagai pengalaman yang menakutkan.
"Saya tidak bisa tidur pada malam sebelumnya," ujarnya.
"Itu adalah hari yang saya tunggu-tunggu selama lebih dari tiga tahun," kata Zaki.
Dalam pikiran Haidari, wawancaranya saat itu merupakan masalah hidup atau mati.
"Saya akan dinilai berdasarkan wawancara selama tiga jam tersebut. Apakah saya bisa tinggal di Australia, apakah saya akan mendapatkan status pengungsi atau akankah permohonan saya ditolak. Apakah saya akan dideportasi kembali ke Afghanistan," tutur Zaki.
Menurut dia, bagi sejumlah pencari suaka, wawancara itu juga membuka kembali peristiwa traumatis yang sebenarnya ingin dilupakan.
Melalui wawancara tersebut, kata Zaki, pencari suaka akan dipaksa mengingat kembali seluruh peristiwa traumatis yang mereka alami sebelum tiba di Australia.
Kantor bantuan hukum keimigrasian di Australia saat ini sedang kebanjiran permintaan dari pencari suaka yang sudah berada di Australia
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata