Messi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Messi
Lionel Messi. Foto: diambil dari Marca

Messi berhasil mengatasi penyakitnya dan tumbuh normal. Bakat emasnya sudah tampak jelas dan membuatnya bersinar cemerlang melebihi teman-temannya.

Messi kemudian dipromosikan ke tim senior Barcelona FC. Di situlah kemudian Messi bertemu ‘’The Alchemist’’ Si Tukang Sulap ahli Kimia, Josep ‘’Pep’’ Guardiola. Selanjutnya yang terjadi adalah sejarah.

Tangan ajaib Pep menyentuh Messi menjadi bongkahan emas. Tepat di awal milenium baru tahun 2000, Messi dan Barcelona juga mengawali milenium baru yang menjadi tonggak sejarah sepak bola, yang belum pernah dialami Barcelona sepanjang satu abad eksistensinya.

Pep adalah Sang Alkemis yang menghasilan formula emas dengan teknik tiki-taka yang mengguncang dunia. Bersama Messi ada Xavi Hernandez dan Andreas Iniesta yang menjelma menjadi trio paling ditakuti di dunia.

Siapa pun, pemain belakang terhebat macam apapun di dunia, pasti akan gemetar menghadapi trio maut ini.

Messi mempersembahkan bongkahan emas untuk Barcelona berupa kemenangan La Liga, Piala Super, empat kali juara Liga Champions, dan juara dunia antar-klub. Messi Si Kutu yang sakit-sakitan, berubah menjadi manusia ajaib di lapangan sepak bola yang mengguncangkan Eropa dan dunia.

Dia menjadi pemain sepak bola terbaik di dunia dengan memenangian enam kali penghargaan Ballon d’Or. Dan, tahun ini dia berpeluang besar memenangkannya untuk kali ketujuh, sekaligus mengunci persaingannya dengan Ronaldo yang menjadi rival abadinya.

Keberhasilan Messi membawa Argentina menjadi kampiun Amerika, membuat langkahnya makin terbuka untuk memenangkan Ballon d’Or tahun ini.

Kehebatannya membuat sebagian orang tidak percaya bahwa Messi adalah manusia biasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News