Metland Garap Hotel Mini
Selasa, 14 Juni 2011 – 08:49 WIB
JAKARTA - PT Metropolitan Land Tbk (Metland) merespons positif permintaan pasar akan hotel-hotel mini. Mereka menilai pasar pada segmen menengah ke bawah itu diyakini masih menyimpan potensi luar biasa. Apalagi, dari segi geografis kondisi tanah air sangat mendukung. "Potensinya selain menjanjikan juga bakal melebihi segmen hotel bintang empat dan lima," ucap Nanda Widya, Direktur Utama, Metland, di Jakarta, Senin (13/6). Strategi berkonsentrasi pada bisnis hotel kecil itu, tukas Nanda, sangat penting untuk menjaga tingkat daya saing perusahaan dalam ketatnya persaingan industri prperti, khususnya di sektor perhotelan.
Selain itu, sebut Nanda, sekitar 70 persen konsumen hotel kalangan pebisnis Jakarta. Juga banyak perusahaan punya cabang di daerah. Karena itu, mereka secara reguler mengirim orang ke daerah. "Siasatnya adalah dengan fasilitas secukup dan harga terjangkau," imbuhnya.
Baca Juga:
Faktor harga itu, lanjut Nanda, sangat penting lantaran para pebisnis lokal mempunyai budget dana terbatas dari kantor pusat untuk tinggal dalam beberapa waktu di daerah. Di samping itu, masa Break Even Point (BEP) lebih pendek dibanding industri hotel bintang empat dan lima. Dengan jumlah kamar yang tidak terlalu banyak dan fasilitas minim, tentu nilai investasi tidak terlalu tinggi dan cukup mudah untuk balik modal. "Kami tidak menganggarkan lebih Rp 30 miliar untuk membangun hotel. Jumlah kamarnya cukup 60-80 unit," tutur Nanda.
Baca Juga:
JAKARTA - PT Metropolitan Land Tbk (Metland) merespons positif permintaan pasar akan hotel-hotel mini. Mereka menilai pasar pada segmen menengah
BERITA TERKAIT
- Jembatani Kebutuhan Diaspora, Master Bagasi Dukung Pertumbuhan Ekonomi
- Harga Emas Antam Hari Ini 7 Januari 2025 Turun Tipis, Berikut Daftarnya
- Realisasi APBN untuk Subsidi BBM hingga Listrik 2024 Capai Rp 434,3 Triliun
- Pemkab Sukoharjo Sebut 7.000 Lowongan Kerja Siap Menampung Eks Karyawan Sritex
- Pakar Dorong Apple Segera Bangun Pabrik di Indonesia
- Dana Kelola Tembus Rp50 Triliun di Akhir 2024, Wujud Kepercayaan Investor pada BRI-MI