Metode THR Dinilai Mampu Menyelamatkan 4,6 Juta Nyawa di Indonesia dari Rokok

Menurutnya, konsep THR sudah diterapkan oleh 120-140 juta orang di seluruh dunia.
Umumnya pengguna THR justru adalah penduduk negara-negara berpendapatan tinggi, seperti di Swedia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat.
Pengguna THR di negara-negara ini sudah sadar akan dampak dan manfaat THR dalam membantu mereka berhenti merokok,” ujar Prof. Ronny dalam peluncuran Lives Saved Report pada kegiatan Detik Health Forum 2025 baru baru ini.
Prof. Ronny menyebut di Indonesia sudah lebih dari 8 juta orang meninggal karena rokok, dan belum ada langkah-langkah signifikan untuk menghentikan laju angka tersebut.
"Kita perlu mengaktivasi orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan untuk lebih banyak bicara tentang THR,” tegas Ronny.
Dia menegaskan penerapan THR dapat menyelamatkan hingga 4,6 juta nyawa pada 2060, dengan penurunan kematian hingga 123.000 per tahun.
Namun, untuk mencapai target tersebut, Indonesia perlu mendorong pemanfaatan produk alternatif rendah risiko, serta peningkatan akses dan layanan pada pengobatan kanker paru-paru.
“Kita sebagai akademisi bicara dengan menggunakan data, yang kita hasilkan dari penelitian di laboratorium. Kita perlu paham dampak ekonomi dan dampak ikutan dari kondisi negara kita yang ada begitu banyak perokok. Gol kita semua adalah Indonesia yang lebih sehat. Oleh karenanya, alternatif yang lebih rendah risiko untuk mendorong peralihan, ataupun berhenti sama sekali patutnya mendapat perhatian lebih dari sisi kebijakan,” tambah Ronny.
World Health Organization (WHO) menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi rokok tertinggi kedua di dunia
- Edukasi Penggunaan Produk Tembakau Alternatif Penting Dilakukan
- Bea Cukai Malang Ajak Satlinmas dan Masyarakat Gempur Rokok Ilegal Lewat Kegiatan Ini
- Eks Direktur WHO Sebut 3 Faktor Penghambat Turunnya Prevalensi Merokok di Indonesia
- Outlet Pegadaian Galeri 24 Diburu Masyarakat
- Bea Cukai Yogyakarta Edukasi Masyarakat Bahaya Rokok Ilegal Lewat Program Beringharjo
- GAPPRI Sarankan Lebih Baik Kampanye Edukasi Dibanding Pembatasan Penjualan Rokok