Michelle Wibowo, Pengusaha Sukses yang Peduli Pendidikan Anak Tak Mampu
jpnn.com, JAKARTA - Michelle Wibowo punya definisi sendiri tentang arti kata sukes. Bagi Founder Foxy Beauty Clinic and Academy ini, sukses itu jika sudah bisa berbagi dengan orang lain.
Djainab Natalia Saroh, Jakarta
Menjadi inspirator dan memberikan ilmu untuk orang lain agar sama-sama sukses, menjadi hal diharapkan Michelle Wibowo. Prinsip itulah yang membuat wanita lulusan Stockholm University ini kerap mendapat penghargaan dari beberapa lembaga.
Dalam kurun satu tahun, Michelle yang sudah menduduki posisi Diamond Leader di Harmoni Dinamik Indonesia (HDI), sebuah perusahaan Multi Level Marketing (MLM) telah mendapat enam penghargaan. Dua penghargaan baru yang didapatnya yakni dari Yayasan Bangun Indonesia dengan Cinta. Di antara puluhan nominator dan penerima award lainnya, dia dua kali naik podium kehormatan di Ballroom Lumire Hotel Convention Centre, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Michelle mendapat penghargaan untuk klinik kecantikan yang dirintisnya, serta didapuk menjadi pengusaha wanita kreatif dan inspiratif. "Ini membuat saya bahagia," kata Michelle usai menerima dua penghargaan itu.
Penghargaan yang didapat karena bisnis kecantikan yang dirintisnya sejak tiga tahun silam ini sudah banyak menolong wanita yang memiliki masalah dengan kulit. Melalui program pendidikan singkat, lembaga pendidikan kecantikannya juga sudah menciptakan banyak pengusaha di bidang kecantikan.
Selain itu, Michelle juga aktif dalam kegiatan sosial, khususnya di bidang pendidikan untuk masyarakat kurang mampu. “Kami sisihkan 5 persen dari keuntungan untuk membangun lembaga pendidikan di Batu, Malang. Di sana ada ratusan siswa yang tinggal di asrama. Mereka adalah anak-anak yang sudah tidak memiliki ibu bapak lagi,” ujar Michelle.
Saat memberikan kata sambutan usai menerima penghargaan, Michelle tidak mampu menahan rasa sedih dan simpatinya. Dia pun terbata-bata saat menceritakan keadaan para siswa di lembaga pendidikan yang bernama Sekolah Selamat Pagi Indonesia itu. Sekolah itu menempati lahan seluas 20 hektar dengan sebutan “Kampung Kids”.
Kami sisihkan 5 persen dari keuntungan untuk membangun lembaga pendidikan di Batu, Malang. Di sana ada ratusan siswa yatim piatu yang tinggal di asrama.
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara