Migrant Care Desak Usut Pembunuhan TKI
Jumat, 23 April 2010 – 15:54 WIB
JAKARTA - Keluarga korban bersama lembaga Migrant Care mendesak pemerintah Malaysia mengusut tuntas kasus dugaan pembunuhan terhadap tiga buruh asal Indonesia di Malaysia. Penembakan oleh polisi diraja Malaysia menyisakan kepedihan mendalam bagi keluarga dalam peringatan 40 hari tewasnya Abdul Sanu, Musdi, dan Muchlis, tiga pahlawan devisa asal Madura. Massa yang lebih banyak ibu-ibu dan perempuan berjilbab itu juga mendesak pemerintah Malaysia mengusut kematian buruh yang meninggal diduga kuat karena perbuatan sewenang-wenang majikannya, seperti kematian Kunarsih, Munti bin Bani, dan Fauziah.(gus/jpnn)
“Genap 40 hari kematian tiga pahlawan devisa Indonesia karena ditembak polisi diraja Malaysia, namun belum ada perkembangan signifikan mengenai keseriusan pemerintah Malaysia,” beber Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah saat berorasi di depan Kedubes Malaysia, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (23/4).
Baca Juga:
Pendemo menuding pemerintah Malaysia di negeri Jiran maupun perwakilan di Jakarta tidak memiliki niatan untuk menuntaskan kasus kriminal dan kemanusiaan tersebut. “Ini adalah masalah HAM serius. Kami menyerukan kepada dunia internasional; Dewan HAM PBB, Amnesty International, Human Rights Watch, dan lembaga-lembaga lainnya untuk segera melakukan investigasi dan menyelidiki penembakan tiga buruh migran Indonesia oleh polisi diraja Malaysia,” cetusnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Keluarga korban bersama lembaga Migrant Care mendesak pemerintah Malaysia mengusut tuntas kasus dugaan pembunuhan terhadap tiga buruh asal
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS