Migrant Care Sesalkan KPU-Bawaslu Soal Hantu Gentayangan di Malaysia

Migrant Care Sesalkan KPU-Bawaslu Soal Hantu Gentayangan di Malaysia
Surat suara Pilpres 2014. Foto istimewa.

Diketahui, mekanisme pemungutan suara melalui dropbox dilakukan dengan cara surat suara dikirimkan oleh PPLN ke pabrik itu, dan diserahkan ke pihak manajemen atau HRD perusahaan tersebut.

"Kita kan tak tahu apa surat suara itu dicoblos pekerjanya satu-satu, atau sekalian oleh pihak tertentu. Tak ada jaminan karena droppingbox tak ada pemantauannya. Tak ada saksi yang mengikuti dropbox," kata Wahyu.

Di 2009, sayangnya, ketika Migrant Care melaporkan ke Bawaslu, lembaga pengawas pemilu itu kehabisan waktu untuk menyelidikinya.

Demikian juga halnya dengan pemilih melalui pos, dimana surat suara dikirimkan oleh PPLN ke pemilih berdasar database alamat surat. Di Pilpres 2014, diinformasikan database itu didapatkan dari perusahaan penyalur tenaga kerja.

"Kalau di TPS, sisa surat suara bisa dilihat, terpakai atau tidak. Kalau via pos, itu kan tak bisa dipantau. Tak jelas siapa yang mencoblos," kata Wahyu.

Prediksi Migrant Care soal adanya dugaan kecurangan jika masih mempertahankan dropbox dan pos, kini terbukti.
Apabila di TPS dimana pemilih riil datang dan memilih dimenangkan oleh Jokowi-JK, melalui pos dan drop box, suara langsung berubah dan dimenangkan pasangan nomor urut 1.

"Kemarin kita sudah coba melacak suara via dropbox dan kotak pos. Ada pola pencoblosan sama di kertas suara. Coblosannya di kepala semua dan leher semua, itu juga ditemukan di 2009," paparnya.

Dari rekapitulasi sementara di KPU, diketahui Prabowo-Hatta mendapat 255.143 suara mengalahkan pasangan Jokowi-JK 230.151 suara.

JAKARTA - Polemik soal pemilihan lewat dropbox dan kotak pos masih sengit. Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pun dinilai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News