Migrasi Frekuensi, Fren Inves Rp 1 T
Ganti Semua BTS dan Gadget
jpnn.com - JAKARTA - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) harus melakukan investasi lagi sedikitnya Rp 1 triliun untuk menuntaskan proses migrasi frekuensi. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) selaku regulator akan memindahkan frekuensi operator jaringan CDMA itu dari 1.900 Mhz ke 2.3 Ghz.
Langkah itu dilakukan dalam rangka penataan dan upaya penghapusan gangguan terhadap jaringan 3G milik operator GSM. Sebelumnya, StarOne (Indosat) dan Flexi (Telkom) area Jabodetabek yang juga menggunakan frekuensi 1.900 Mhz sudah dipindahkan regulator pada 2006.
"Apapun yang menjadi keputusan pemerintah harus kita laksanakan. Ini merupakan keniscayaan karena kemajuan teknologi. Dulu waktu pemerintah bikin kebijakan ini kan belum terlihat ada potensi apa saja di kavling (1.900Mhz) itu. Sekarang sudah terlihat dan harus ditata ulang," kata Sekjen Asosiasi Peyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Merza Fachys di Jakarta kemarin.
FREN memang tertinggal dari proses penataan frekuensi karena belum tersedia jaringan lain yang bisa ditempati. Proses sampai ditemukannya tempat baru ini berlangsung bertahun-tahun. Sampai akhirnya saat ini Kemenkominfo berniat memindahkan frekuensi FREN ke 2.3 Ghz.
"Kalau tidak dipindah, jaringan CDMA kita dengan GSM milik orang lain terlalu berdekatan sehingga terjadi interferensi (gangguan sinyal). Sebab, sinyal dari BTS (Base Transceiver Station) ke ponsel CDMA bisa tabrakan dengan sinyal yang dikirim ponsel GSM ke BTS," papar Merza yang juga direktur tidak terafiliasi FREN.
Konsekuensi dari perpindahan frekuensi itu, lanjut dia, FREN harus mengucurkan investasi sedikitnya Rp 1 triliun. Terutama untuk penggantian BTS, core atau sentral-sentral jaringan di seluruh Indonesia, dan potensi penggantian gadget bagi pelanggan.
Sebab, nanti gadget yang ada saat ini sudah tidak bisa digunakan lagi. "Nilainya triliunan. Rp 1 triliun sih tidak cukup. Paling besar untuk BTS, bisa lebih dari 60 persen," ungkapnya.
Meski begitu, pihaknya akan menjalankan prosedur itu karena meyakini pasca migrasi frekuensi kualitas jaringan akan membaik. Terutama untuk CDMA, sehingga kinerja perseroan akan meningkat. Pelanggan FREN saat ini secara total mencapai 13 juta; 6 juta di antaranya pelanggan Smart dan 7 juta lainnya Fren. "Yang terpenting saat perpindahan nanti pelanggan tetap harus dimanjakan," kata Merza.
Direktur Utama PT XL Axiata Tbk (EXCL) Hasnul Suhaimi mengatakan, penataan frekuensi ini secara industri berdampak positif. "Bagus karena di 1.900Mhz itu terlalu dekat dengan 3G, jadi kurang pas. Dampaknya jaringan terganggu karena ada perbedaan teknologi. Bahkan di beberapa lokasi ada yang nyaris tidak bisa dipakai di 3G gara-gara persinggungan itu," terangnya kemarin.
Bagi FREN, tambah Hasnul, penataan ini menciptakan cost baru sehingga menjadi konsekuensi yang harus diterima dan dijalankan. Tetapi bagi industri, dampaknya positif karena ada peningkatan kualitas di semua jaringan terutama 3G. "Yang penting untuk kepentingan industri," tegasnya. (gen/oki)
JAKARTA - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) harus melakukan investasi lagi sedikitnya Rp 1 triliun untuk menuntaskan proses migrasi frekuensi. Kementerian
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi