Mikra Gugat
Oleh: Dahlan Iskan
Maka dia masuk SMAN 1 Mataram, di Lombok. Dia kos di ibu kota NTB itu. Ayah ibunya mendukung. Suami istri ini sama-sama guru SD.
Prof Mikra menulis juga tentang penyebab mengapa nasib perguruan tinggi kita seperti itu.
Yang pertama, sama dengan pendapat Anda: anggaran riset yang super kecil. Hanya 0,3 persen dari PDB. Turki 1,1 persen. Meksiko 0,9 persen.
Tidak perlu dibandingkan dengan negara anggota G-20 yang maju.
Penyebab kedua, ini tumben Anda belum tahu, ilmuwan kita menjadi malas kalau sudah mendapat gelar profesor.
"Menjelang mendapat gelar bukan main gigihnya. Begitu tujuan tercapai bermalam-malas," tulisnya, kurang lebih. Padahal, setelah jadi guru besar pun harusnya tidak berhenti melakukan penelitian.
Prof Mikra sendiri melakukan banyak penelitian. Di samping soal solar cell, dia juga menemukan material coating untuk tiang pancang di daerah yang tanahnya lempung.
Doa juga meneliti air limbah agar bisa menjadi air minum. Lewat proses nano katalis. Bukan lewat nano membran seperti yang ditemukan guru besar ITB lain, Prof Dr I Gde Wenten.