Mikra Gugat
Oleh: Dahlan Iskan
Bahan-bahan tadi, menurut Mikra, dilembutkan. Dicampur menjadi satu. Lalu disemprotkan ke seluruh atap. Juga seluruh tembok. Semprotan itu menjadi lapisan luar atap genteng atau apa pun.
Namun, ya itu tadi, langkah menuju ke sana masih terhenti sekarang ini.
Prof Mikra kini tinggal di Bandung. Anaknya tiga orang. Cukup. Tidak seperti dirinya: 10 bersaudara. Istrinya juga dari Dompu. Lulusan pertanian Universitas Hasanuddin.
"Ibu yang memilihkan istri untuk saya. Dia murid ibu saya," kata Mikra.
Cita-cita Mikra untuk bisa menjadi seperti Habibie tercapai. Sebagian. Dia mendapat Habibie Award tahun 2018.
Lalu, apa penyebab no 3 lemahnya perguruan tinggi kita?
Ini yang saya juga baru tahu. Kata Mikra: yang rajin melakukan penelitian dan menghasilkan jurnal ilmiah di sebuah perguruan tinggi orangnya ya itu, itu, dan itu saja. Mereka itulah yang banyak mengatrol nilai perguruan tinggi.
"Tapi perlakuan kepada kelompok pengatrol mutu itu tidak istimewa. Sama saja dengan yang bukan pengatrol," katanya.
Panggilannya Mikra. Dia guru besar MIPA Institut Teknologi Bandung. S3-nya dari Hiroshima University, Jepang. Disertasinya tentang nano komposit.
- Ahli ITB Sebut Pertamax Bukan Penyebab Kerusakan Kendaraan yang Viral di Cibinong
- MWA Tetapkan Prof Tatacipta Dirgantara sebagai Rektor ITB Terpilih
- Pilkada Dramatis: Paling Sial Rohidin Mersyah, Jakarta Bisa Berdarah-darah
- Dramatik Datar
- Pupuk Kaltim Dorong Generasi Muda Berikan Solusi Inovatif untuk Ketahanan Pangan
- Mabuk Dhani