Miliki Competitive Advantage, Ekosistem Blibli Bisa Saling Menopang

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Muhammad Andri Perdana mengatakan IPO Blibli memiliki competitive advantage tersendiri.
Di saat perusahaan-perusahaan startup lainnya mengalami kesulitan pendanaan, dana segar hasil IPO ini tentunya menjadi berita baik untuk Blibli.
“Sebanyak Rp 5,5 triliun dari Blibli itu digunakan untuk memperbaiki dari struktur modal, mengurangi utang, sehingga bisa mengurangi Debt Equity Rasionya (DER). Dengan penurunan DER ini, perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam pengelolaan aset yang dimiliki, termasuk potensi pembagian dividen kepada investor di masa mendatang,” ujar Andri.
Andri menuturkan bagaimana perusahaan e-commerce omnichannel dengan model bisnis Blibli mampu berkembang pesat di luar negeri.
Dirinya mencontohkan Amazon dan Alibaba yang melakukan ekspansi secara masif melalui Amazon Express, Amazon Go, dan Amazon Prime.
Kemudian disusul Rakuten di Jepang yang fokus awalnya adalah platform diskon dan cashback, hingga memiliki bisnis perhotelan.
Lalu apakah Blibli berpotensi dapat berkembang seperti Amazon, Rakuten, maupun Alibaba?
Model bisnis ini menurut Andri sangat menarik karena mampu memberikan kemudahan bagi para pelanggannya.
Perusahaan e-commerce omnichannel dengan model bisnis Blibli mampu berkembang pesat di luar negeri.
- Elitery Catat Pertumbuhan Positif di 2024, Pendapatan Meningkat 50%
- PFPreneur: 350 UMKM Perempuan Binaan Pertamina Siap Memasuki Pasar Nasional
- 25 Tahun Eksis di Industri, Deretan Merek Ini Raih Golden Brand of The Year 2025
- Sinergi Bisnis dan Inovasi Digital Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Kapasitas 3 Pimpinan Danantara Tak Perlu Diragukan
- Penghentian TPA Open Dumping Buka Peluang Ekonomi bagi UMKM-Startup