Milisi Somalia Hentikan Kegiatan Lembaga PBB
Senin, 20 Juli 2009 – 21:35 WIB
BAIDOA - Kelompok bersenjata anti-pemerintah di Somalia, yang memiliki kontrol cukup luas di beberapa wilayah negeri itu, Senin (20/7) menyatakan bahwa mereka akan menutup serta menghentikan kegiatan tiga lembaga naungan PBB di wilayahnya. Al-Shabab, nama kelompok tersebut, usai pengumuman itu pun langsung menyatroni sebuah penampungan PBB di Baidoa, di kawasan sebelah selatan Somalia. Sebelumnya, Departemen Dalam Negeri AS sempat menyatakan bahwa kelompok ini ada hubungan dengan Al-Qaeda. Namun, pihak Al-Shabab pun telah membantah tegas pernyataan itu.
Dalam pernyataan yang mereka siarkan melalui radio lokal, pihak Al-Shabab menyebutkan bahwa lembaga-lembaga PBB tersebut diduga terlibat korupsi, serta berkonspirasi menentang Islam (yang mereka perjuangkan, Red). Tiga lembaga dimaksud adalah UNPO (Kantor Politik PBB untuk Somalia), UNDP (lembaga Program Pembangunan PBB), serta UNDSS (Departemen PBB untuk Keselamatan dan Keamanan). Sejauh ini, seperti diberitakan Al Jazeera, belum ada pejabat PBB yang memberikan komentar mengenai hal tersebut.
Baca Juga:
Kelompok Al-Shabab sendiri diketahui berjuang melawan pasukan pemerintah, sekaligus legiun Penjaga Perdamaian Uni-Afrika, dalam rangka menegakkan ajaran Islam (syariah) ketat berdasarkan interpretasi mereka. Mereka bermaksud menggulingkan pemerintahan Somalia saat ini, serta sejauh ini telah menguasai sejumlah besar wilayah ibukota serta kawasan selatan negeri itu.
Baca Juga:
BAIDOA - Kelompok bersenjata anti-pemerintah di Somalia, yang memiliki kontrol cukup luas di beberapa wilayah negeri itu, Senin (20/7) menyatakan
BERITA TERKAIT
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan