Militer Korsel dan Jepang Siaga Satu

Reaksi atas Wafatnya Kim Jong-il

Militer Korsel dan Jepang Siaga Satu
Militer Korsel dan Jepang Siaga Satu
Terpisah, Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihiko Noda juga langsung menghelat pertemuan darurat dengan dewan keamanan nasional dan para pejabat tinggi pemerintahan. "Beliau (Noda) telah memerintahkan kami untuk bersiap menghadapi perkembangan yang tak terduga," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Osamu Fujimura dalam jumpa pers di Tokyo kemarin.

Dalam kesempatan itu, Fujimura juga menyampaikan bela sungkawa kepada rakyat Korut atas wafatnya Kim. "Kami harap peristiwa ini tidak akan berdampak buruk bagi perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea," kata dia. Meski tak punya hubungan diplomatik dengan Korut, Jepang berharap wafatnya Kim bisa membawa Pyongyang pada tingkat hubungan yang lebih baik dengan negara-negara tetangganya.

Dari Gedung Putih, Obama berjanji terus memantau perkembangan di Semenanjung Korea. "Presiden (Obama) kembali menegaskan komitmen AS terhadap stabilitas keamanan di Semenanjung Korea, khususnya sekutu dekat kami, Republik Korea (Korsel)," terang juru bicara (jubir) Gedung Putih dalam pernyataan tertulis. Bentuk kerja sama senada juga dilakukan dengan Jepang yang menampung sekitar 50.000 serdadu AS.

Selain Jepang dan Korsel, Australia juga cemas kematian Kim akan berdampak negatif bagi masa depan di Semenanjung Korea. Menteri Luar Negeri Australia Kevin Rudd menyebut kematian Kim sebagai momentum yang membawa kawasan Asia Pasifik pada situasi yang kritis. Apalagi, dalam waktu dekat, suksesi pemerintahan akan terjadi di negara yang dikenal sangat tertutup itu.

SEOUL--Mangkatnya pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-il, 69, memantik reaksi beragam dari seluruh penjuru dunia. Tetapi, dua negara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News