Militer Myanmar Gunakan Taktik Perang, Menembakkan Peluru Tajam ke Pengunjuk Rasa

Penggunaan taktik mematikan telah direncanakan
Video yang diputar oleh Amnesty International termasuk yang direkam antara 28 Februari dan 8 Maret oleh publik dan media lokal.
Dalam satu video yang dianalisis dari 3 Maret di kawasan Okkalapa Utara, Yangon, petugas terlihat menggiring seorang pria menuju sekelompok pasukan keamanan yang jumlahnya banyak.
Pria itu berada dalam sebuah kelompok yang ditahan dan tidak terlihat melakukan perlawanan, saat seorang petugas tiba-tiba menembaknya.
Ia jatuh dan dibiarkan di jalan selama beberapa detik, sebelum petugas menyeretnya.

Reuters/Stringer
Pada video terverifikasi lainnya, sekelompok orang terlihat berlari dari asap tebal saat suara tembakan terdengar di kejauhan.
Suara yang panik meneriakkan, "Begitu banyak yang terbakar" dan "Satu orang tewas," jerit seorang yang mengalami luka parah di kepalanya.
"Insiden ini tidak hanya menunjukkan pengabaian yang sembrono terhadap nyawa manusia, dengan menembak secara langsung ke arah pengunjuk rasa," kata Joanne dari Amnesty International.
Pihak militer Myanmar terekam menggunakan senjata yang biasanya dipakai saat keadaan perang untuk membubarkan unjuk rasa damai
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo
- Teror ke Tempo Dianggap Melanggar HAM, Polisi Diminta Usut Secara Transparan
- Tokoh Agama Minta Masyarakat Papua Tak Terprovokasi Isu Pelanggaran HAM