Militer Myanmar Pamer Kekuatan dan Umbar Kebaikan, Habiskan Rp 71 M saat Rakyat Kelaparan
Min Aung Hlaing mengecam perlawanan terhadap rezim baru yang dipimpinnya.
"Kekerasan di Myanmar menimbulkan kekacauan dan orang-orang menderita," kata dia dalam acara yang disiarkan oleh televisi.
Junta menghabiskan dana sedikitnya lima juta dolar AS (Rp 71,7 miliar) untuk acara itu, kata sebuah media lokal.
Salah satu kelompok penentang, General Strike Committee of Nationalities, mengatakan di Facebook bahwa tawanan politik yang kini ditahan di penjara Insein memulai aksi mogok makan pada Sabtu.
Tidak dijelaskan berapa orang tawanan yang mengikuti aksi tersebut.
Reformasi demokratis dan kemajuan ekonomi di Myanmar, yang sudah berlangsung selama satu dekade, lenyap ketika kudeta terjadi pada 1 Februari 2021.
Min Aung Hlaing menegaskan lagi pernyataan junta bahwa mereka merebut kekuasaan karena yakin Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian, melakukan kecurangan dalam pemilu 2020.
Partai Suu Kyi, Liga Nasional Demokrasi (NLD), mengatakan mereka menang secara demokratis.
Pemimpin junta Min Aung Hlaing mengatakan kudeta tahun lalu diperlukan untuk melindungi Myanmar dari musuh di dalam maupun di luar negeri.
- Alhamdulillah, Bantuan Kemanusiaan BAZNAS Tiba di Port Sudan
- Human Initiative Targetkan'Sebar Kurban' Jangkau Pelosok dan Wilayah Krisis Kemanusiaan
- Junta Berlakukan Wajib Militer, Warga Sipil Myanmar Dalam Bahaya
- Koalisi SSR Mendesak DPR Gunakan Hak Angket soal Dugaan Suplai Senjata ke Myanmar
- Koalisi Masyarakat Sipil Soroti Dugaan Indonesia Jual Senjata ke Myanmar
- Mesra dengan Junta Myanmar, Thailand Pengkhianat ASEAN?