Militer Thailand, Pemain yang Diam
Jumat, 02 April 2010 – 02:06 WIB
"Kudeta itu masih tetap tercatat sebagai suatu peristiwa besar dalam panggung politik (Thailand)," ungkap Thongchai Winichakul, seorang pengamat Thailand dari Universitas Wisconsin-Madison di AS.
"Kudeta tahun 2006 itu seolah telah melepaskan jin dari dalam botolnya," tambah Thongchai sambil menyatakan bahwa perubahan konstelasi kekuasaan, menawarkan militer untuk masuk dan menata kembali negeri itu. "Tentu saja, mereka tidak menolak undangan untuk terlibat dalam kekuasaan," katanya pula.
Kelompok 'Baju Merah' sendiri menuding bahwa mantan PM Thailand terdahulu, Prem Tinsulanonda, yang saat ini menjadi Kepala Penasehat Raja Bhumibol Adulyadej, merupakan otak dari aksi penggulingan kekuasaan lebih dari tiga tahun lalu itu. Namun, sosok berusia 82 tahun itu sebenarnya lebih dikenal sebagai kekuatan pendamai dalam setidaknya enam dekade penuh gonjang-ganjing politik di Thailand, meski cenderung menjauh dari krisis yang belakangan terjadi.
Para pengamat sendiri memandang bahwa Abhisit dan pemerintahan koalisinya yang rapuh, saat ini mampu bertahan hanya berkat adanya dukungan militer, termasuk lewat sosok pemimpin mereka, Jenderal Anupong Paojinda. "Kepemimpinan militer saat ini, beserta kalangan Demokrat di bawah Abhisit, sama-sama merupakan kelompok keras anti-Thaksin," ucap Paul Chambers, pakar masalah Thailand di Heidelberg University, Jerman.
BANGKOK - Ketika gerakan massa di jalanan seolah memerahkan Bangkok, kalangan tentara (setempat) hanya berupaya menjalankan perannya dengan tenang.
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer