Miliuner Asal AS Siksa TKI
Sabtu, 28 Juni 2008 – 09:08 WIB
JAKARTA – Penyiksaan terhadap warga Indonesia kembali dilakukan di Amerika Serikat. Setelah sebelumnya Sulati disiksa oleh Rozina Ali, kini giliran Samirah (51) dan Enung (47) yang mendapat siksaan dari pasangan suami istri Mahender Murlidhar Sabhnani ( 51) dan Varsha Mahender Sabhnani (46) Mahender (51) yang kebangsaan India sedang menunggu keputusan pengadilan federal di Central Islip,sementara istrinya, dihukum 11 tahun penjara dengan denda USD 25.000 (sekitar Rp 230 juta) di pengadilan yang sama. Korban ditemukan setengah telanjang oleh warga AS didepan Dunkin Donuts Jericho pada pukul 6 pagi Minggu 13 Mei 2007 dengan badan penuh luka dan memar dan mengumamkan kata-kata “master” (majikan) dan keinginan ingin pulang. Jubir Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang menunggu keputusan pengadilan untuk Mahender. “Masih menunggu keputusan pengadilan atas laki-lakinya,” ujarnya di Jakarta.
Awalnya korban dijanjikan bekerja di AS pada 2003 dengan gaji USD 200 (sekitar Rp 1,84 juta) per bulan. Namun belakangan, Samirah dan Enung mengalami berbagai siksaan mulai dari naik turun tangga 150 kali sekuatnya, dipaksa makan cabe pedas sedikitnya 25 dalam satu kali makan, kemudian dipukuli, kemudian disiram air panas.
Baca Juga:
Varsha dan Mahender adalah pemilik pabrik parfum internasional dan jaringan distribusi. Mereka telah menyekap dua wanita Indonesia, menyuruhnya bekerja 20 jam sehari dan menyita paspor mereka.
Pelaku yang berkebangsaan India didakwa dengan 12 perkara termasuk menganiaya dan menyiksa serta dikenai pasal mengenai perbudakan modern. Pengadilan masih menunda memutuskan mengenai kompensasi yang harus dibayar pada korban. Jaksa penuntut menuntut pasangan yang disebut New York Post sebagai pasangan monster ini senilai USD 1,1 juta.
Baca Juga:
Faizasyah menambahkan bahwa Departemen Luar Negeri terus mengikuti proses persidangan. Pendampingan dilakukan oleh Konjen RI di New York. Sementara apakah pihak Deplu akan menuntut kompensasi seperti kasus Sulati denga Rozina Ali, Faiza menilai menyerahkan sepenuhnya pada keinginan korban.
JAKARTA – Penyiksaan terhadap warga Indonesia kembali dilakukan di Amerika Serikat. Setelah sebelumnya Sulati disiksa oleh Rozina Ali, kini
BERITA TERKAIT
- Di Tengah Gempuran Rusia, 75 WNI Masih Bertahan di Ukraina
- Mulai Bulan Depan, Vape Jadi Barang Haram di Vietnam
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- Puluhan Anggota Legislatif Inggris Desak Pemerintah Sanksi Israel
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina