Million MAGA March

Oleh Dahlan Iskan

Million MAGA March
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Ia itu orang yang tidak stabil. Dekat dengan perbuatan kriminal. Dan seperti pemain watak," ujar Kelly Jones, mantan istrinya.

Apa pun yang jelas dua hari terakhir ini suara Jones-lah yang mereka dengar.

Saya tidak pernah menduga bahwa di Amerika –kelak di tahun 2020– bisa terjadi pihak yang kalah pilpres tidak mengakui kekalahan, bahkan mengerahkan massa.

Saya tidak habis berpikir: belajar demokrasi dari negara mana Trump itu.

Namun saya tidak boleh berburuk sangka seperti itu. Siapa tahu mereka itu berbondong ke Washington DC sekadar untuk menghibur Trump. Agar Trump tidak terlalu nelangsa –ini lho masih begitu banyak yang fanatik pada Anda.

Bahkan di akhir Million MAGA March itu jangan-jangan Trump muncul dari balkon Gedung Putih. Lalu menatap masa yang begitu besar di arah bawah kejauhan sana.

Masa pun membalas melihat pujaan mereka yang berdiri termangu di balkon. Massa itu lalu terdiam senyap menunggu apa yang akan diperintahkan oleh Trump.

Sejenak kemudian Trump mengambil mikrofon. Ternyata, dari balkon itu, ia membuka mulutnya: lalu menyanyikan lagu "don't cry for me....". (disway.id)

Saya tidak pernah menduga bahwa di Amerika bisa terjadi pihak yang kalah pilpres tidak mengakui kekalahan, bahkan mengerahkan massa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News